Gol cepat dari Julian Alvarez pada menit pertama saat itu bisa saja menjadi penyebab mental tim Fulminense jatuh dan ini sangat menguntungkan bagi skuad City.Â
Ini adalah gol tercepat dalam sejarah turnamen saat Alvarez membuka kebuntuan. Momen itu terjadi ketika Fabio luput menghalau bola dari tendangan melengkung Nathan Ake dari luar kotak penalti yang membentur tiang gawang.Â
Julian Alvarez berada pada posisi yang tepat untuk menjangkau bola tersebut lalu menjatuhkan bola ke dalam gawang yang tidak terjaga.Â
Gol cepat ini membuat skuad Fluminense merasakan tekanan. Berkali-kali mereka gugup mengatisipias bola. Puncaknya terjadi Nino membuat gol bunuh diri.Â
City menggandakan keunggulan menjadi 2-0 ketika Rodri yang secara cerdik melepaskan umpan kepada Phil Foden yang berada di otak penalti.Â
Namun secara tidak sengaja umpan yang diarahkan kepada Foden itu justru masuk ke gawang Fluminense sendiri oleh Nino.
Skuad asuhan Guardiola ini benar-benar berada di atas angin. Ketika laga tersisa sekitar 18 menit menjelang akhir pertandingan, kembali aksi Alvarez menjadi aktor untuk gol Phil Foden.Â
Striker muda Argentina itu mengirimkan umpan tarik mendatar yang disambar Foden dengan tendangan jarak dekat menjebol gawang Fluminense untuk keunggulan City menjadi 3-0.Â
Hanya dua menit sebelum laga usai, Alvarez yang bermain luar biasa melengkapi skor akhir kemenangan 4-0 Manchester City atas tim juara Amerika Latin itu. Â
Secara keseluruhan gambaran laga finaltersebut menunjukkan keunggulan mutlak tim asal Eropa atas tim asal Amerika Latin. Fluminense memainkan gaya bermain dengan gaya Brasil klasik.Â