Scott McTominay sudah kerap terbukti sebagai finisher yang sangat bagus. Bukti dua gol ke gawang Chelsea malam itu adalah gambaran performa Scott yang patut mendapat apresiasi.Â
Pergerakkan Scott ke depan diimbangi oleh kemampuan Sofyan Arabat mengisi ruang yang ditinggalkannya. Amrabat sudah mampu beradaptasi dengan skema ala Erik ten Hag.Â
Fenomena peran baru yang berhasil dari Scott McTominay, sosok gelandang bertahan ini justru semakin memperlihatkan betapa kelemahan peran striker tunggal Ramus Hojlund.Â
Berkali-kali peluang yang dimiliki Hojlund di area penalti Chelsea gagal menjadi gol karena finishing striker muda asal Denmark ini kurang bagus.Â
Justru Scott McTominay selalu menjadi finishing yang tajam dari setiap peluang di area penalti Chelsea.Â
Gol pertama sebuah tembakan keras adalah bukti insting mencetak golnya sangat tajam, begitu pula dengan gol kedua.Â
Pekerjaan rumah bagi Erik ten Hag untuk meningkatkan performa striker murni mereka seperti Hojlund rekrutan baru mereka.Â
Bisa dibayangkan jika mereka memiliki striker yang tajam, maka peran instimewa Scott McTominay akan semakin melengkapi ketajaman lini serang United.Â
Lini Belakang Masih Ada Lubang Menganga
Erik ten Hag harusnya tetap sadar bahwa lini belakang skuad asuhannya masih keropos. Harry Maguire dan Victor Lindelof adalah bek tengah yang sudah lamban pergerakkannya.Â
Gol balasan Chelsea pada akhir babak pertama adalah bukti lambannya Maguire dan Lindelof. Mereka tidak mampu menutup pergerakan Cole Palmer, pemain muda Chelsea yang berhasil mencetak gol.Â
Gol ini juga lahir karena Andre Onana tidak jeli mempoisikan dirinya sehingga hanya dengan tembakan yang pelan tapi sangat terarah dari Palmer, kiper Manchester United itu tidak mampu mencegah bola masuk ke gawangnya.Â