Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga Eropa, VAR Kalahkan Liverpool di Kandang Toulouse

10 November 2023   06:37 Diperbarui: 10 November 2023   06:52 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi pemain Liverpool ketika menang 5-1 atas Toulouse di Anfiled bulan Oktober (Foto AFP/Oli Scarff Vis Kompas.com). 

VAR kembali menunjukkan kuasanya ketika membatalkan sebuah gol Liverpool sebagai penyama kedudukan 3-3 pada menit ke-97 injury time dalam laga di Stadium Municipal, Toulouse, Jumat (10/11/23) dini hari WIB. 

Laga antara tuan rumah Toulouse menghadapi tamu mereka, Liverpool tersebut adalah matchday 4 pada ajang Liga Eropa di grup E. 

Meskipun kalah, Liverpool masih memuncaki klasemen grup E dengan 9 poin disusul Toulose dengan 7 poin. Urutan berikutnya adalah klub Union Saint-Gilloise, 4 poin dan Linz ASK, 3 poin. 

Bagi tim yang diuntungkan VAR tentu saja kinerja VAR patut mendapat pujian, tetapi bagi tim yang dirugikan pasti meninggalkan rasa kecewa. 

Ketika skor 3-2 untuk Toulouse, Liverpool terus berupaya mengejar gol untuk menyamakan kedudukan. Sampai akhirnya waktu laga memasuki injury time. 

Adalah sosok lulusan Akademi Liverpool, Jarell Quansah mencetak gol penyeimbang dramatis di masa tambahan waktu tepatnya menit ke-97. 

Namun gol tersebut secara kontroversial dianulir oleh VAR sehingga Liverpool menderita kekalahan pertama di ajang Liga Eropa pada musim ini. 

Quansah sempat bergembira dia mengira telah mencetak gol penyama kedudukan sekaligus menjadi gol pertamanya bersama Liverpool. 

Namun Wasit Georgi Kabakov harus mereview gol tersebut melalui VAR dan hasilnya Alexis Mac Allister dianggap telah melakukan handball dalam proses build-up tersebut sebelum memberikan asis untuk gol tersebut. 

Adanya teknologi VAR ini pada satu sisi sangat membantu kinerja wasit di lapangan. Namun tatap saja yang bekerja sebelum adanya review terlebih dulu ada masukkan dari wasit VAR yang bertugas. 

Kerapkali terjadi lahirnya sebuah gol sudah diputuskan oleh wasit lapangan dan semua pemain melakukan selebrasi karena tidak ada tanda-tanda pelanggaran sebelumnya. 

Namun kemudian faktanya wasit VAR melakukan kontak agar wasit di lapangan segera memeriksa VAR karena adanya potensi pelanggaran. 

Banyak terjadi dari hasil review VAR ini kemudian menganulir sebuah gol hanya karena sebuah pelanggaran sepele. 

Manajer Liverpool sendiri Juergen Klopp, mengakui dia lebih mementingkan penampilan pertahanan timnya daripada peran yang dimainkan VAR dalam menggagalkan timnya meraih hasil imbang di Liga Eropa tersebut. 

Itu adalah sikap yang benar. Teriak-teriak tentang kinerja VAR percuma saja karena keputusan yang sudah terjadi tidak bisa diubah seketika. 

Meskipun demikian dalam jumpa pewarta usai laga tersebut akhirnya Klopp buka suara juga tentang handball yang membuat gol penyama kedudukan itu dianulir. 

"Saya baru melihat videonya sekarang dan bagi saya itu bukan handball - tapi bagaimana saya bisa memutuskannya?" kata Klopp seperti dilansir Skysports (10/11/23). 

Alexix Mac Allister saat itu tidak sengaja mengontrol bola dengan badannya sedikit menyentuh bagian lengan. 

Tentu saja itu bukan kesengajaan karena bola lebih dulu menyentuh badannya. 

Aturan IFAB menyatakan bahwa "handball" yang tidak disengaja sehingga menyebabkan rekan satu tim mencetak gol atau memiliki peluang mencetak gol tidak lagi dianggap sebagai pelanggaran. 

Jadi sangat jelas tidak ada keraguan bahwa Mac Allister tidak bermaksud mengontrol bola dengan tangannya, sebelum Quansah menyelesaikannya menjadi gol dari asisnya. 

Liverpool sendiri bermain buruk selama laga tersebut. Terutama pertahanan mereka sangat mudah ditembus. 

Kuartet bek Joe Gomes, Joel Matip, Tsimikas dan Quansah yang bertanggung jawab di belakang, kordinasinya berantakan. 

Laga baru berjalan setengan jam mereka sudah kebobolan oleh gol pemain Toulouse, Aron Donnum. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum. 

Pada babak kedua kembali mereka kebobolan sebuah gol dari tembakan Thijs Dallinga pad menit ke-58 ke gawang Liverpool yang dijaga oleh Caoimhin Kelleher. 

Bahkan Liverpool baru mampu mencetak gol melalui Diogo Jota pada menit ke-89 setelah sebelumnya mendapat hadiah gol bunuh diri pemain lawan, Cristian Casseres.

Gol ketiga Toulouse lahir dari tembakan Frank Magri membuat skor 3-2 sampai dengan injury time ketika gol kontroversial itu terjadi. 

Kehilangan 3 poin ini menunda Liverpool lolos ke babak knock out. Mereka harus terus bersaing menyelesaikan laga -laga sisa di grup E untuk menentukan juara dan runner up grup. 

Bulan Oktober lalu Liverpool menggunduli Toulouse dengan skor 5-1 di Anfield sehingga kekalahan ini harus menjadi catatan penting bagi Klopp untuk memperbaiki yang minor. Selamat bekerja Tuan Klopp. 

Salam bola @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun