15 Tahun Kompasiana tapi Aku Tidak Punya Banyak Cerita

Sampai sejauh ini rangkaian cerpen dan puisi yang berlembar-lembar itu masih tidak punya judul. 

Aku memang sengaja membiarkannya tanpa judul agar setiap pembaca bisa memberikan judul sesuai dengan keinginan mereka. 

Pernah juga aku mencoba menjadi seorang pengamat atau sebenarnya hanya seorang pemerhati sepak bola dan bulutangkis. 

Ratusan artikel bermutu rendah berhasil tayang di Kompasiana. Menulis artkel olah raga hanya dengan modal nekad ya pantas saja artikel yang lahir adalah artikel tidak jelas bermutu rendah. 

Namun Kompasiana dengan perasaan iba menjadikan beberapa artikel olah raga ini terpilih menjadi Headlines. 

Sebenarnya artikelku itu masih belum pantas untuk Artikel Utama, tapi saat itu tidak ada pilihan lain untuk rubrik olahraga yang bisa dijadikan Headlines. 

Hal itu karena beberapa penulis olah raga yang langganan menghasilkan artikel utama, saat itu tidak menulis di Kompasiana. 

Pada kalimat berikut ini aku ingin memberikan pesan khusus kepadamu yang jauh di sana. 

Sudah 15 Tahun bersama Kompasiana, tapi aku tidak banyak memiliki banyak cerita kecuali kisah-kisah tentangmu. 

Mungkin sudah sejuta kata dan beribu kalimat menghiasi setiap lembar rubrik di Kompasiana, tapi lembaran itu terlantar karena tidak ada yang membaca. 

Untuk itu aku sengaja kembali membaca artikel-artikel terlantar itu hanya sekedar untuk mengenangmu.