Namun ternyata pada posisi gelandang coach Shin Tae yong hanya menempatkan dua orang gelandang yaitu Marc Klok dan Sandy Walsh. Bukan trio gelandang yang lazim digunakan bagi formasi dengan skema 4-3-3.Â
Mereka berdua, Sandy dan Klok berperan sebagai duet pivot yang bertanggung jawab terhadap keseimbangan tim untuk bertransisi dari menyerang ke bertahan atau sebaliknya.Â
Pada posisi penyerang ada 4 pemain yang turun bertanding yaitu dua winger dan dua striker murni. Ini adalah kejutan dari coach Shin Tae yong.Â
Duet striker ynag turun malam itu adalah Dimas Drajad dan Hokky Caraka, pemain muda yang malam itu sekaligus menjadi momen debutnya bersama Timnas Senior.Â
Sementara itu duet winger yang bertanding adalah Saddil Ramdhani di sisi kanan dan Dendi Sulistyawan yang beroperasi pada sisi kiri.Â
Formasi ini mengacu pada skema 4-2-4 dengan karakter menyerang total dengan mengabaikan lini tengah yang hanya diperkuat dengan dua gelandang.Â
Shin Tae yong mungkin juga mempunyai pertimbangan bahwa Brunei adalah tim yang levelnya masih di bawah Timnas Indonesia sehingga menggunakan formasi tersebut.Â
Terbukti akhirnya pertimbangan Shin Tae yong tersebut berbuah hasil dengan meraih kemenangan besar 6 gol tanpa balas atas Brunei Darussalam.Â
Walaupun gawang Nadeo yang masih perawan dalam laga tersebut, namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan keberhasilan lini belakang yang sukses.Â
Mengingat dalam laga malam itu para penyerang Brunei tidak mampu berbuat banyak dalam memberikan ancaman yang berarti ke gawang Timnas Indonesia.Â
Peran Hokky Caraka dan Ramadhan Sananta
Hokky Caraka striker muda berusia 19 tahun melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia. Walaupun tidak berhasil mencetak gol, tapi sosok muda ini sangat berperan dengan lahirnya gol pertama di menit ke-6.Â