Mereka sesungguhnya masih mengalami keulistan menembus pertahanan lawan yang berlapis. Berkali-kali Egy harus kehilangan bola yang dia kuasai.Â
Gol yang terjadipun sebenarnya bukan berawal dari kerja sama yang kompak di antara mereka tetapi dari aksi individu sosok Ramai Rumakiek.Â
Pemain Papua ini dengan berani menerobos area pertahanan Kirgistan di kepung 3 - 4 orang pemain, tapi dia berhasil menembak ketika ada ruang tembak pada kesempatan pertama.Â
Golkeduapun demikian, lahir dari sebuah momen kesalahan pemain belakang Kirgistan yang tidak cerman mengontrol bola. Hugo Samir memanfaatkannya dengan sebuah aksi individunya.Â
Jadi sebenarnya formasi 4-3-3 masih banyak membutuhkan perbaikan yang sangat banyak terutama kerja sama antar lini.Â
Dengan duet bek tengah yang meninggalkan ruang kosong dari kedua full back mereka dalam menunjang serangan, maka disinilah titik lemah serangan balik lawan.Â
Kirgistan beberapa kali melakukan cara tersebut tapi untungnya para penyerang mereka tidak tajam dan akurat dalam penyelesaian terakhirnya.Â
Komunikasi di antara pemain di lini belakang dan gelandang bertahan masih belum baik. Gol tunggal Chinese Taipei adalah bukti bahkwa komunikasi mereka tidak terjalin dengan lancar.Â
Menghadapi Korea Utara yang menerapkan formasi 4-4-2 dengan duet striker mereka yang tajam, sangat riskan bagi  skuad Garuda Muda menggunakan cara bertahan dengan hanya dua bek tengah.Â
Coach Indra harus berani mengubah pakemnya dari formasi 4-3-3 menjadi formasi 3-4-2-1 atau 3-5-1-1.Â
Formasi 3 bek dengan duet bek sayap jauh lebih stabil dalam transisi. Para defender kita banyak terbantu duet bek sayap yang juga ikut turun ke area pertahanan.Â