Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Rapor Timnas Indonesia U-17 dalam Laga Lawan Korea Selatan

31 Agustus 2023   06:09 Diperbarui: 31 Agustus 2023   06:47 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia U17 baru saja menjalani laga uji coba menghadapi skuad Korea Selatan U17 di Stadion Candrabhaga, Bekasi pada hari Rabu (30/8/23) mulai pukul 19.00 WIB. 

Skuad Garuda berusia belia ini bermain cukup mengesankan terlepas dari kekalahan tipis 0-1 dari tim tamu asal Korea Selatan U17 yang finalis Piala Asia beberapa waktu yang lalu. 

Saat itu di final Piala Asia U17, Korea Selatan kalah dari Jepang dengan skor 0-3 di Stadion Pathum Thani, Thailand, Minggu (2/7) malam WIB. 

Meskipun skuad Korea Selatan tidak lengkap karena ada beberapa pemain inti tidak hadir, tapi mereka bermain sangat taktis dalam pertandingan tersebut. 

Bagaimana rapor untuk Garuda Muda U17 dari laga uji coba pada malam itu menghadapi Korea Selatan U17? Mari kita simak ulasan sederhana ini. 

Kualitas Individu

Sangat jelas terlihat perbedaan kualitas antara kedua tim dimana Timnas Indonesia U17 harus banyak belajar lebih jauh. 

Terutama tentang kemampuan-kemampuan dasar sepak bola yang seharusnya sudah mereka kuasai dengan benar. 

Pemain-pemain belia kita masih sering salah mengoper bola, salah mengontrol bola, salah melindungi bola. 

Sebenarnya itu adalah hal yang wajar karena kompetisi usia muda di Indonesia belum ada sehingga mereka tidak cukup terlatih menjalani laga-laga yang kompetitif. 

Namun demikian masalah kesalahan mendasar harusnya tidak perlu terjadi jika merekamampu menerapkan pelatihan yang telah mereka jalani dengan seksama.

Mereka juga masih memiliki kelemahan dalam hal kekuatan dan akurasi operan yang harus diperbaiki lagi. 

Bola-bola mereka sering kali mengoper terlalu kuat sehingga lepas dari jangkauan rekannya. Atau malah passing nya terlalu lemah sehingga bola direbut lawan. 

Selain mengoper, pemain-pemain muda kita ini juga masih sering salah mengontrol bola. Banyak pemain-pemain kita kehilangan bola dari kesalahan ini. 

Beberapa pemain masih lemah dalam upaya melindungi bola yang dia miliki dari gangguan lawan. Tampak terlihat skill indovidu dari cara mengolah bola. 

Dalam hal duel satu lawan satu menghadapi pemain-pemain Korea Selatan, pemain-pemain kita selalu kalah dalam adu badan. 

Hal ini karena mereka memiliki badan yang jauh lebih kekar dan berisi sementara pemain-pemain kita masih butuh latihan beban lebih intensif. 

Kerja Sama Tim

Berbicara kerja sama tim, mungkin kita bisa memaklumi jika skuad Timnas Indonesia U17 masih butuh waktu untuk berbenah. 

Tidak mudah menyatukan kemistri mereka hanya dalam waktu singkat. Budaya sepak bola kita yang masih mengandalkan pelatihan terpusat dalam waktu lama menjadi kendala tersendiri. 

Selain tidak adanya kompetisi  usia muda yang berjalan reguler, mereka juga sangat minim dalam mengikuti pertandingan di klubnya. 

Coach Bima Sakti sudah berupaya menyatukan visi bermain bagi skuad asuhannya. Menentukan formasi yang cocok dengan potensi pemain-pemain yang ada saat ini. 

Kita bisa melihat dalam laga malam itu, Tim Korea Selatan U17 sudah sangat matang bermain dengan formasi mereka. 

Organisasi permainan mereka sangat jelas dan teratur dengan kreativitas para pemain-pemain mereka. 

Dalam laga malam itu sebenarnya skuad Garuda Muda U17 sudah menampilkan permainan yang jauh lebih baik dibandingkan ketika mereka menghadapi laga uji coba lawan tim muda Barcelona dan klub Jepang, Kashima. 

Namun mereka masih harus terus meningatkan visi bermain mereka dengan kerja sama tim yang lebih padu. 

Nanti pada saat mengikuti pemusatan latihan di Jerman diharapakn kerja sama tim akan lebih baik. 

Dalam hal ini peran pendamping sosok Frank Wormouth calon Direktur Teknik PSSI dari Jerman, dan sosok pelatih Indra Sjafri diharapkan bisa membantu pelatih Bima Sakti dalam membenahi skuad Timnas U17. 

Bagaimanapun pemain-pemain kita yang masih berusia belia sangat membutuhkan bimbingan yang intens baik dari segi teknik, taktik dan  fisik serta mentalitas. 

Waktu yang semakin sempit menjelang laga pembuka Piala Dunia U17 di Jakarta pada 10 November 2023 harus benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. 

Selamat berjuang anak-anak muda harapan sepakbola Indonesia, Timnas Indonesia U17. Bravo Merah Putih. 

Salam bola @hensa17.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun