Shin Tae-yong berhasil meramu racikan kunci yang membuat Timnas Argentina tidak leluasa pesta gol ke gawang Timnas Indonesia. La Albiceleste hanya mampu membobol 2 gol ke gawang Garuda.
Laga persahabatan pada FIFA Matchday ini adalah semacam uji nyali bagi skuad Timnas Indonesia menghadapi Juara Dunia Argentina.Â
Tajuk uji nyali ini beralasan mengingat level yang terlalu jauh antara Indonesia yang hanya ranking 149 Dunia dengan Argentina yang Juara Piala Dunia Qatar 2022 yang ranking satu.Â
Sejak dari awal semua fans sudah memprediksi kekalahan Timnas Garuda dari Tim Tango ini. Namun tidak banyak yang menyangka bahwa kekalahan tersebut tidak telak, mereka hanya kebobolan dua gol.Â
Shin Tae-yong sendiri menjelang laga ini sudah jujur memiliki keinginan bisa menahan imbang Argentina seperti ketika dirinya berhasil meracik Korea Selatan di Piala Dunia 2018.Â
Namun Shin Tae-yong juga realistis, skuad Korea Selatan yang berhasil memang 2-0 atas Jerman di Piala Dunia 2018 adalah skuad dengan ranking 50 dunia dan materi pemain dengan kualitas Eropa.Â
Tentu saja sangat berbeda dengan skuad Garuda yang dia tangani sekarang baik dari segi ranking FIFA maupun dari sisi kualitas para pemainnya dengan skuad Korea Selatan yang dia tangani saat itu.Â
Maka keberhasilan meredam permainan Argentina malam itu yang hanya membobol gawang Garuda hanya dua gol patut membuat dirinya gembira.Â
Kegembiraan Shin Tae-yong sangat beralasan karena berkat taktik yang diterapkan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapannya.Â
Para pemain Timnas Garuda menjalankan semua instruksi coach Shin dengan cerdas terutama lini belakang yang mampu bekerja keras dan fokus.Â
Formasi 5 bek sejajar dengan komposisi 3 bek tengah yang terdiri dari Jordi Amat, Elkan Baggott, dan Rizki Ridho.Â
Dua full back yang turun adalah Asnawi Mangkualam dan Shayne Pattynama yang diganti pada babak kedua oleh Pratama Arhan.Â
Mereka bermain sebagai benteng terakhir bagi gawang Indonesia yang dikawal oleh Ernando Ary. Kerja sama lini belakang ini fokus melayani setiap serangan Argentina.Â
Komposisi lini belakang ini patut mendapatkan apresiasi tinggi karena keberhasilannya mereka mampu meredam setiap serangan Argentina.Â
Striker Julian Alvarez yang diapit dua winger yaitu Nicolas Gonzales di kiri dan Facundo Buonanotte di kanan, benar-benar mengalami kebuntuan untuk mencetak gol.Â
Alvarez yang bermain di Manchester City dengan levelnya tidak bisa banyak berbuat. Tercatat hanya memiliki satu peluang tembakan dan hasilnya melebar di sebelah kiri gawang Ernando Ari.Â
Bahkan trio penyerang ini ketika pada babak kedua pada menit ke-60 harus diganti dengan trio Alejandro Garnacho, Lucas Ocampos dan Giovani Simeone. Namun tetap mereka tidak mampu membobol gawang Ernando Ary.Â
Alejandro Garnacho yang bermain reguler bersama Manchester United di Premier League, tidak berkutik menghadapi perlawanan dari Asnawi Mangkualam.Â
Dua gol Argentina berkat inisiatif lini tengah mereka. Gol pertama adalah tendangan keras dari luar area penalti Timnas Garuda berkat kaki pemain Juventus, Leandro Paredes.Â
Sedangkan gol kedua hasil sundulan Cristian Romero dengan memanfaatkan tendangan sudut Giovani Lo Celso.
Trio gelandang berpengalaman Argentina menguasai lini tengah dari sosok Giovani Lo Celso, Leandro Paredes, dan Ezequiel Palacios.Â
Duet Marc Klok dan Ivar Jenner harus bekerja keras meredam pergerakkan mereka. Duat striker kita, Dimas Drajad dan Raffael Struick juga harus membantu lini tengah merekdam trio Argentina itu.Â
Walaupun Timnas Indonesia selalu mendapatkan tekanan sepanjang laga, tetapi skuad asuhan Shin Tae yong juga berhasil membuat lini belakang Argentina ketar ketir.Â
Kuartet bek kokoh yang terdiri dari sosok Facundo Medina, Germann Pezzella, Cristian Romero dan Nahuel Molina. Mereka membentengi penjaga gawang asal Aston Villa, Emiliano Martinez.Â
Mereka harus berjibaku menghadapi serangan balik cepat pemain-pemain Indonesia. Tercatat ada dua peluang emas Timnas Garuda untuk mencetak gol.Â
Pada babak pertama peluang emas hadir dari kaki Ivar Jenner yang memanfaatkan umpan tarik dari Dimas Drajad.Â
Berawal dari sisi sayap kananserangan Garuda, Dimas Drajad berhasil melewati bek Medina lalu memberikan umpan ke tengah area penalti.Â
Bola mengarah ke kaki Ivar Jenner, tetapi bola tembakannya dapat ditepis kiper Martinez dengan gerakan refleksnya yang cekatan.Â
Peluang emas kedua terjadi di babak kedua melalui umpan jauh dari lemparan ke dalam yang dilakukan Pratama Arhan. Bola lambung tersebut menuju area penalti berhasil dimanfaatkan oleh Elkan Baggott dengan sundulan.Â
Sekali lagi penyelamatan Martinez dengan refleksnya berhasil menyentuh bola denga jarinya untuk menghindarkan gawangnya dari kebobolan.Â
Akhirnya laga uji nyali Timnas Indonesia melawan juara Dunia Argentina usai dengan kemenangan Tim Tango dua gol tanpa balas.Â
Kendati mengalami kekalahan, tetapi Shin Tae yong telah berhasil menerapkan taktik cerdas menghadapi tim dengan kekuatan di atas skuad Garuda.Â
Pengalaman laga ini sangat penting bagi skuad Garuda dalam menghadapi ajang Piala Asia 2024 di Qatar di mana Indonesia satu grup dengan Jepang, Irak, dan Vietnam.
Skuad Timnas Garuda masih harus berbenah untuk meningkatkan mutu permainan mereka bersama coach Shin Tae-yong. Selamat bekerja. Bravo Merah Putih.Â
Salam bola @hesa17.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H