Sehat dan Fit selama menjalani puasa di Bulan Ramadan itu sangat penting. Terutama bagi mereka yang berusia lanjut harus benar-benar menjaga dengan baik kesehatan mereka.Â
Menurut World Health Organization (WHO), orang yang  masuk kategori lanjut usia (Lansia) adalah orang yang memiliki rentang usia antara 60-74 tahun. Di atas 74 tahun Organisasi Kesehatan Dunia itu menyebutnya dengan sebutan lanjut usia tua. Â
Bagi Lansia yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan mendapatkan keringanan untuk mengganti ibadah puasa tersebut dengan membayar fidyah.Â
Apakah Fidyah itu? Â Fidyah adalah denda yang wajib bagi seorang muslim untuk membayarnya, ketika mereka meninggalkan ibadah puasa.Â
Fidyah puasa bernilai 1,5 kg makanan pokok misalnya beras untuk setiap puasa yang tidak terpenuhi. Bisa juga berupa makanan yang sudah siap mereka konsumsi.Â
Fidiyah ini hanya untuk fakir miskin yang berhak menerimanya dan hukumnya wajib bagi mereka yang tidak dapat membayar utang puasanya.Â
Sementara itu bagi para Lansia yang mampu menjalankan puasa, tentu saja patut bersyukur karena mereka masih sehat. Dengan kondis fit tersebut bisa menunaikan ibadah yang sangat istimewa ini di hadapan Allah SWT.Â
Apakah kuncinya sehingga mereka bisa tetap fit dan sehat selama Ramadan? Kunci utamanya adalah keteraturan dalam menjalankan manajemen waktu dan pola makan.Â
Manajemen waktu selalu disiplin untuk memenuhi waktu jam tidur yang sesuai dengan pola tidur para Lansia. Umumnya waktu tidur ideal mereka adalah sekitar 7 jam.Â
Pada saat Ramadan ini waktu tidur pada malam hari menjadi lebih pendek karena adanya momen makan sahur pada pukul 03.00 dini hari. Paling tidak jam tidur pada bulan Ramadan terpangkas satu hingga 2 jam per malamnya.Â
Jadwal tidur para Lansia idealnya mulai pukul 21.00 sampai dengan pukul 04.00 dini hari dengan total waktu 7 jam, terpangkas karena harus makan sahur.Â
Namun tidak menjadi masalah karena jam tidur yang terpangkas tersebut bisa tergantikan pada siang hari. Tidur siang bisa mengganti jam tidur yang terpangkas tersebut. Tidur siang berlangsung seusai Sholat Dhuhur hingga datang waktu Ashar. Â
Bagaimana dengan pola makan Lansia yang tetap harus terjaga dengan baik. Banyak tulisan para pakar yang menyebutkan bahwa para lansia ini harus banyak menghindari makanan berkadar gula tinggi.Â
Jelas makanan berkadar gula tidak menyehatkan bagi para lansia yang mengkonsumsi berlebihan. Membatasi karbohidrat dan lebih mengkonsumsi makanan berprotein adalah pilihan yang tepat.Â
Hal ini karena seiring dengan bertambahnya usia, metabolisme tubuh menjadi semakin lambat. Penurunan metabolisme ini yang mengakibatkan kebutuhan energi juga ikut menurun.Â
Apalagi produksi hormon insulin para lansia untuk menetralisir gula sudah sangat terbatas sehingga sangat berisiko tinggi bagi ancaman penyakit diabetes.Â
Kendati demikian pada saat buka puasa masih tetap memerlukan makanan yang bisa memulihkan enersi seperti kolak atau buah kurma. Begitu pula masih perlu asupan karbohidrat yang berasal dari nasi dengan kombinasi lauk sebagai sumber protein.Â
Baru pada saat makan sahur kembali harus membatasi takaran karbohidrat dan lebih mengutamakan makanan dengan basis protein. Bagi para lansia ini makanan yang rendah kalori menjadi makanan prioritas untuk menjaga kesehatan.Â
Kendati makanan itu rendah kalori, tapi harus tetap memiliki kualitas nutrisi yang tinggi dari sumber protein dan lemak.Â
Pola makan dengan gizi yang seimbang ini sangat berperan bagi kesehatan para lansia untuk menjalani ibadah puasa dengan aman.Â
Semoga kita selalu mampu menjaga kesehatan kita sehingga mampu menjalani ibadah puasa ini dengan paripurna hingga usai Ramadan nanti. Aamiin.Â
Salam bahagia @hensa.Â