Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tobatlah Sebelum Terlambat

30 Maret 2023   15:00 Diperbarui: 30 Maret 2023   16:45 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by iStockphoto.

Tobat sebelum terlambat adalah ajakan yang sangat  bijak. Renungan Ramadan yang menjadi kajian sangat penting untuk kita dalami dengan baik. 

Tobat itu merupakan tindakan kembali dari jalan yang menjauhkan diri dari Allah menuju ke jalan yang mendekatkan diri kepada Allah.

Hamba yang menyadari untuk bertobat sesungguhnya telah mengawali perjalanannya menuju kunci kebahagiaan bagi para Pengharap Ridho Allah. 

Momen Ramadan ini bisa menjadi saat yang tepat bagi para Pengharap Ridho Allah untuk bertobat. Hal ini karena Bulan Ramadan adalah bulan penuh dengan Ampunan dari Allah. 

Tobat itu memiliki esensi yaitu kembali dari jalan yang jauh menuju jalan yang dekat. Esensi tobat itu adalah rasa takut dari Murka Allah dan penyesalan. 

Dari sini akan memancar sinar kebersihan yang selalu menerangi setiap langkah hamba sehingga dia mewaspadai setiap langkahnya yang menyesatkan. 

Tumbuh pula sikap untuk memperbaiki segala kekeliruannya dan penuh kesungguhan meninggalkan semua perbuatan dosa-dosanya pada masa lalu. 

Tobat juga harus memiliki prinsip dasar keimanan yang membuat terpancarnya cahaya ma'rifat. Dengan demikian seorang hamba mampu menggapai kesempurnaan dari tobatnya. 

Jika esensi tobat itu telah kita pahami dan hayati dengan baik, maka tobat itu adalah kewajiban setiap hamba dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari. 

Tobat menjadi wajib karena pada dasarnya manusia itu adalah tempatnya berbuat salah dan dosa. Rasulullah SAW saja setiap hari mengucapkan Istigfar sebanyak minimal 70 kali sebagai wujud pertobatan. 

Ada satu hal yang bisa menjadi motivasi kita untuk selalu bertobat yaitu datangnya kematian yang kita tidak tahu kapan hadirnya. Mengingat kematian membuat kita menyegerakan bertobat. 

Kematian adalah persoalan besar luar biasa yang tidak boleh dianggap remeh. Karena kematian adalah Pintu menuju Alam Kekal tujuan kita semua. 

Dengan mengingat kematian maka kita dapat mempersempit kecintaan pada duniawi. Mengabaikan segala godaan sesat duniawi. 

Mengingat datangnya kematian bagi orang-orang arif adalah cara untuk merindukan akhirat. Hanya orang-orang yang arif yang mampu rindu pada akhirat. 

Bagi orang-orang arif, mereka memiliki kemampuan yaitu dapat melihat hal ihwal akhirat dan ragam kenikmatannya. 

Keindahan Alam akhirat, Kehadiran Allah bagi orang arif, dapat mereka lihat dari sudut nuraninya yang suci. 

Mereka juga menyadari bahwa semua yang terlihat hanya bisa mereka nikmati melalui Pintu Kematian. 

Sehingga bagi para hamba yang sudah sempurna kualitas ma'rifatnya, maka mereka justru merindukan kematian tersebut. 

Orang-orang yang arif tidak pernah putus menyebut dan mengingat Allah. Bahkan dia sudah tidak perlu lagi mengingat mati karena pikirannya hanyalah Allah. 

Mereka, orang-orang arif itu adalah hamba-hamba yang mampu menjalani ma'rifat dengan sempurna. Menghayati dengan penuh kesungguhan kehadiran Allah dalam hati. 

Bagi hamba-hamba Allah yang terpilih, kematian yang sempurna yaitu kematian yang didahului dengan tobat yang sempurna. Maka mereka patut bersyukur karena bisa menjalani untuk berpulang dengan akhir yang baik, husnul khotimah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat  dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri (Al-Quran Al-Baqoroh 122). 

Semoga kita termasuk ke dalam hamba-hamba Allah yang selalu mampu bertobat setiap saat. Aamiin. 

Salam bahagia @hensa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun