Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

All England 2023 Boleh Dong Berharap kepada Gregoria Mariska

14 Maret 2023   07:02 Diperbarui: 14 Maret 2023   09:43 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

All England Open 2023 berlangsung mulai 14-19 Maret di Birmingham Inggris. Turnamen ini adalah ajang kompetisi bulutangkis tertua di Dunia sejak tahun 1899 ketika pertama kali digelar. 

Semua pemain terbaik Indonesia turun bertanding pada ajang bergengsi ini. All England memiliki level turnamen kategori tertinggi yaitu BWF World Tour Super 1000 dengan total hadiah 1,25 Juta US Dollars.

Indonesia selama mengikuti All England sejak pertama kali tahun 1956 berpartisipasi telah meraih 49 gelar dari 5 nomor yang dipertandingkan. 

Ganda putra Bagas dan Fikri adalah yang terakhir meraih gelar All England yaitu pada edisi tahun 2022 yang lalu. Tahun ini ganda muda ini berupaya untuk mempertahankan gelar. 

Pencapaian Indonesia tersebut masih didominasi oleh nomor-nomor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran sedangkan untuk sektor putri masih sangat jauh dalam meraih prestasi. 

Sejauh ini prestasi Indonesia pada nomor tunggal putri masih memprihatinkan. Satu-satunya tunggal putri kita yang berhasil meraih juara All England adalah Susy Susanti.

Pebulutangkis asal Tasikmalaya ini naik ke atas podium menerima trofi bergengsi tersebut sebanyak 4 kali juara pada edisi tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994.

Perlu juga menjadi catatan bersejarah dalam dunia bulutangkis kita bahwa Susy juga merupakan peraih medali emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade yaitu Olimpiade Barcelona pada tahun 1992.

Itulah satu-satunya tunggal putri kita yang hingga saat ini belum pernah ada lagi pebulutangkis lainnya menyamai prestasi Susy Susanti yang spektakuler.

Pada ajang All England tahun 2023, Gregoria Mariska Tunjung adalah satu-satunya wakil tunggal putri kita yang turun bertanding.

Gregoria Mariska yang akrab dengan panggilan Jorji memiliki rangking Dunia pada posisi 14 BWF sehingga tidak menjadi unggulan dalam turnamen ini.

Gadis asal Wonogiri kelahiran tahun 1999 dengan tinggi 166 cm ini harus menghadapi pemain-pemain unggulan dalam perjalanannya menuju tangga puncak.

Gregoria Mariska harapan tunggal putri di All England 2023 (Foto PBSI). 
Gregoria Mariska harapan tunggal putri di All England 2023 (Foto PBSI). 

Jorji berada di grup yang dihuni oleh unggulan 8 , Ratchanok Intanon dan unggulan 4, Cheng Yu Fei. Jika lolos dari hadangan mereka, Jorji juga ada di grup bersama unggulan 1, Akane Yamaguchi.

Jorji mengawali laga pada babak 32 besar menghadapi pemain tunggal putri asal Denmark, Line Hojmark Kjaersfeldt.

Lolos dari hadangan Line selanjutnya Jorji berhadapan dengan pemenang antara Ratchanok Intanon dan Lalinwat Chaiwan, dua pemain asal Thailand.

Intanon lebih unggul dalam pengalaman dan kemampuan atas Chaiwan yang berpeluang berhadapan menghadapi Jorji.

Jika laga tersebut terjadi maka itu adalah pertemuan mereka yang ke-9. Dalam 8 laga sebelumnya menghadapi Intanon, Jorji selalu mengalami kekalahan.

Terakhir mereka bertemu pada ajang Olimpiade Tokyo 29 Juli 2021 lalu. Saat itu Jorji tunduk dengan skor 12-21 dan 19-21 di 16 besar.

Inilah kesempatan bagi Jorji untuk memecahkan telor kalah sebanyak 8 kali dan tidak pernah menang atas Ratchanok Intanon. 

Melihat performa Jorji akhir-akhir ini bukan hal yang mustahil gadis Wonogiri ini berhasil lolos dari hadangan Ratchanok. 

Jika lolos dari Intanon maka Jorji kemungkinan sudah ditunggu sosok tunggal putri China ranking 4 Dunia, Chen Yu Fei.

Pertemuan Jorji dengan Yu Fei adalah 2-4 untuk keunggulan Yu Fei. Dua pertemuan terakhir Jorji terjadi di turnamen BWF World Tour Final 2022 dan Japan Open 2022.

Pada BWF World Tour 2022, pada babak pertama Jorji menang dengan rubber games, 21-9, 14-21 dan 21-16. 

Sedangkan pada ajang Japan Open 2022, Jorji kalah di babak 8 besar dengan skor 21-15, 14-21 dan 15-21.

Jika Jorji kembali berhadapan melawan Chen Yu Fei maka ini adalah pertemuan mereka yang ke-7. 

Harapan kita Jorji bisa menambah koleksi kemenangannya atas Yu Fei menjadi 3 kali. 

Harapan lolos dari hadangan para unggulan tersebut puncaknya berhadapan melawan Akane Yamaguci di babak semi final. 

Sejarah pertemuan mereka masih untuk tunggal putri Jepang dengan skor 10-3 untuk Akane Yamaguchi. Sebanyak 13 kali bertemu, Jorji hanya 3 kali meraih kemenangan. 

Pada tahun 2022 yang lalu mereka bertemu sebanyak 4 kali dengan kedudukan 2-2. Jorji menang di turnamen Malaysia Open dan Malaysia Master. 

Sedangkan Yamaguchi berhasil menang di ajang BWF World Tour Final 2022 dan BWF World Championship 2022. 

Dalam sesi tanya jawab melalui situs resmi PBSI.id (13/3/23) Jorji mengatakan : 

“Persiapan sudah cukup bagus untuk menjalani laga babak pertama. Semoga semua yang diinginkan bisa dikeluarkan dan semoga bisa menang,” kata Jorjikepada situs PBSI tersebut.

Jorji juga menambahkan bahwa kehadiran Indra Widjaja sebagai pelatih baru di tunggal putri, membawa masukan-masukan positif baginya.

Selamat berjuang Gregoria Mariska Tunjung. 

Bravo Merah Putih @hensa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun