Vitinha yang berada di dekatnya berhasil merebut bola dari kaki Sommer. Sungguh ini blunder yang konyol dari seorang penjaga gawang.
Dengan cepat Vitinha melepaskan tendangan kaki kiri ke gawang yang kosong. Namun bola bergulir terlalu lemah sehingga bisa De Ligt bisa menggagalkan bola itu masuk.
Itulah dua momen pada babak pertama yang menjadi peluang emas bagi PSG. Jika itu menjadi gol maka situasi pasti akan berbeda. Skor imbang tanpa gol bertahan hingga turun minum.
Pada awal babak kedua PSG terus berupaya menekan pertahanan Bayern. Mereka belum berhasil mencetak gol untuk menyamakan kedudukan agregat gol yang defisit.
Gol yang mereka tunggu masih belum berhasil. Justru gol perdana malah hadir untuk Bayern berkat kinerja Choupo-Moting.
Moting sebelumnya mencetak gol dengan sundulan memnafaakan umpan Kimmich. Namun VAR menganulirnya karena sebelumnya dia berdiri off side.
Akhirnya Moting benar-benar mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-61 setelah memanfaatkan operan pendek dari Leon Goretzka.
Gol Munchen itu bermula dari blunder Marco Verratti di area pertahanannya sendiri. Gelandang asal Italia ini gagal mengontrol bola dengan baik sehingga Leon Goretzka dan Muller berhasil merebutnya.
Goretzka kemudian dengan leluasa di area penalti itu mengoper bola kepada Choupo-Moting yang menunggu di depan gawang PSG untuk menembak melewati jangkauan Gianluigi Donnarumma.
Gol ini sangat menyesakkan kubu PSG yang kemudian bermain semakin tertekan untuk mengejar defisit 2 gol. Titik balik keterpurukkan PSG berawal dari gol konyol ini.Â
Messi sendiri sepanjang laga tersebut tidak berkutik karena mendapatkan pressing ketat dari Leon Goretzka di lini tengah. Messi tercatat hanya melepaskan satu tembakan on target sepanjang pertandingan tersebut.