Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kandidat Ketum PSSI Antara Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti

3 Februari 2023   04:48 Diperbarui: 3 Februari 2023   16:16 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir, calon Ketua Umum PSSI (Foto Kompas.com/Labib Zamani). 

Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti. Mereka adalah dua kandidat kuat yang bersaing untuk meraih kursi panas Ketua Umum PSSI. 

Dalam dua pekan ke depan, dua nama ini akan semakin panas menghiasai berita di media kita baik cetak maupun on line. Erick Thohir adalah Menteri BUMN dan La Nyalla adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 

Jabatan yang melekat di pundak keduanya pasti berpengaruh pada reputasi sebagai sosok yang memiliki kemampuan manajerial dalam membangun sebuah organisasi. 

Federasi Sepak bola Indonesia, PSSI sangat membutuhkan sosok yang memiliki kemampuan cerdas dalam memimpin dan mempertaruhkan masa depan sepak bola Indonesia. 

Oleh karena itu PSSI yang lahir pada masa penjajahan Belanda tahun 1931, yang saat itu juga sebagai alat perjuangan kemerdekaan Indonesia, membutuhkan sosok yang bukan sembarangan orang. 

Sosok yang dibutuhkan sebagai Ketua Umum PSSI adalah sosok yang memiliki visi, misi dan komitmen tinggi pada kemajuan sepakbola negeri ini. 

Sosok yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, artinya sosok ini bukan untuk mencari nafkah dari organisasi PSSI bagi kehidupannya, tapi sosok yang justru mampu menghidupi PSSI.

Erick Thohir tidak perlu lagi saya membeberkan reputasinya di bidang olah raga dari basket sampai dengan sepak bola. Erick juga adalah sosok yang berpengalaman sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia. 

Sewaktu dirinya datang mendaftar ke Kantor PSSI di Senayan, Erick mengatakan dengan lantang bahwa dia akan melakukan bersih-bersih sepak boa Indonesia jika terpilih menjadi Ketum PSSI. 

Bahkan Erick kembali menyatakan sebuah narasi yang sangat tajam bahwa untuk menuju sepak bola Indonesia yang bersih diperlukan nyali. 

Apakah sepak bola kita sudah sedemikian kotor? Sampai-sampai seorang calon Ketua Umum PSSI nanti harus memiliki nyali lebih untuk melakukan bersih-bersih. 

Erick membandingkan dirinya ketika harus bersih-bersih di BUMN. Beberapa perusahaan plat merah tersebut ada dalam sentuhan tangan dinginnya ternyata kembali mampu meraih keuntungan. 

Apakah Erick juga nanti akan berhasil bersih-bersih di PSSI? Tentu saja PSSI adalah organisasi independen bukan dalam pengawasan Pemerintah seperti BUMN. 

Pendekatan Erick Thohir mestinya akan berbeda menghadapi bersih-bersih di PSSI. Hanya saja pengalaman aksi-aksi perbaikan manajerial di BUMN, bisa menjadi acuan dan pembanding bagi perbaikan di PSSI. 

Hal penting dari Erick Thohir adalah visi ke depan akan menjadikan sepak bola Indonesia memiliki cetak biru 100 tahun seperti yang dilakukan JFA, Japan Football Association. 

Erick bercita-cita sepak bola kita harus menjadi kultur yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang ramah dan memiliki semangat perjuangan tinggi. 

Semua visi dan misi Erick Thohir hanya tinggal mimpi jika para voters tidak berkeinginan untuk berubah bersamanya. 

Tanpa adanya dukungan dari para voters, percuma saja Erick Thohir mencalonkan diri untuk bersih-bersih di PSSI. Apakah jika para voters tidak mendukung, artinya mereka tidak mau bersih-bersih? 

Erick berkali-kali mengajak seluruh stakeholder sepak bola nasional bersatu untuk kemajuan dan prestasi Timnas Garuda. 

Berawal dari pebaikan kinerja kompetisi Liga 1. Erick berjanji akan mulai memberlakukan penggunaan VAR pada kompetisi Liga 1. Hal tersebut bermaksud agar wasit tidak selalu menjadi biang keladi kesalahan. 

Begitu pula kini sudah saatnya para suporter ikut membangun sepak bola kita dengan cara mendukung tim kesayangan mereka dengan sportif. 

Tidak ada lagi konflik dan dendam antar suporter. Karena sepak bola itu untuk menyatukan bukan untuk memecah belah nilai-nilai kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia. 

La Nyalla Mattalitti, calon Keum PSSI (Antara Foto/Aditya Pradana Putra). 
La Nyalla Mattalitti, calon Keum PSSI (Antara Foto/Aditya Pradana Putra). 

Sementara itu di tengah-tengah kesibukannya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Nyalla berambisi kembali membenahi sepak bola Indonesia. 

Sosok ini dulu sempat gagal memimpin PSSI secara penuh pada 2015-2016. Periode kepengurusan yang penuh dengan konflik kepentingan yang menyerempet sisi politis masa Menpora Imam Nahrawi. 

Kini La Nyalla memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Pengakuannya adalah dirinya merasa terpanggil. 

Hal itu karena banyak yang mendukung untuk melanjutkan pada yang dulu tertunda. Program yang ditawarkan adalah prestasi Timnas Garuda yang mampu juara pada level Asia. 

Pembangunan kembali Kantor PSSI yang dulu pernah dibangun La Nyalla di kawasan GBK tapi dibongkar karena saat itu Menpora mau melakukan renovasi Stadion Utama GBK. 

Memberdayakan Asprov seluruh Indonesia sebagai komponen penting dalam pembinaan pemain usia muda di daerah-daerah. La Nyalla sebagai Ketua DPD merasa memiliki akses ke daerah untuk kepentingan tersebut. 

Baik Erick maupun La Nyalla, keduanya mendukung kepelatihan Shin Tae yong sebagai pelatih Timnas Garuda. 

Mereka juga berjanji akan memenuhi segala kebutuhan bagi Timnas Garuda termasuk Training Center yang memenuhi standar International. 

Kongres Luar Biasa (KLB) pemilihan Ketua Umum PSSI dan Exco akan berlangsung 16 Februari 2023. 

Menurut Anda, para penggemar setia Timnas Garuda, siapa kira-kira yang layak memimpin PSSI untuk 4 tahun ke depan? Apakah Erick Thohir atau La Nyalla? Bravo Merah Putih. 

Salam bola @hensa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun