Ginting yang kini berusia 27 tahun itu pernah empat kali menang lawan Axelsen. Ini adalah 4 kemenangan yang menjadi catatan mengesankan bagi Ginting yang saat ini sangat sukar dia dapatkan.
Kemenangan terakhir Ginting terjadi pada semifinal ajang Indonesia Masters tahun 2020. Tiga kemenangan lainnya terjadi di ajang BWF World Tour Finals 2019, China Open 2018, dan Sudirman Cup 2017.Â
Namun harus jujur ternyata Ginting tidak ingin terpaku pada sosok Axelsen sebagai rival serius. Kini sudah banyak rival-rival baru bermunculan seperti sosok Shi Yu Qi misalnya.Â
Ketika Axelsen memastikan untuk mundur dari ajang Indonesia Masters 2023, Ginting menurut pengakuannya tidak begitu terpengaruh karena menganggap persaingan dalam ajang tersebut tetap ketat.Â
Terbukti Ginting hanya mampu bertahan hingga babak 16 besar. Dia harus tersingkir oleh sosok Shi Yu Qi, mantan tunggalChina yang sedang kembali ke rimba bulutangkis Dunia.Â
Menurut pebulutangkis kelahiran Cimahi itu, kunci utama menghadapi turnamen demi turnamen adalah meningkatkan kualitas fisik dan mental. Ituah dua faktor yang menjadi penentu kemenangan dalam sebuah pertandingan bulutangkis.Â
Faktor teknik dan taktik tampaknya sudah merata kemampuan para pebulutangkis Dunia tersebut. Sehingga yang membedakan mereka ada di faktor stamina.Â
Apalagi saat ini jadwal turnamen saling berdekatan hanya dalam hitungan pekan demi pekan. Pada kondisi seperti ini pemain-pemain harus pintar memilih turnamen yang harus mereka ikuti.Â
Bagi pemain-pemain dengan ranking top ten Dunia, pilihan turnamen lebih memprioritaskan BWF World Tour dengan level Super 1000.Â
Kejujuran Ginting dalam menyikapi kegagalannya di tiga turnamen pertamanya pada tahun 2023 ini, patut kita hargai dengan perasaan lega. Tetap semangat untuk Ginting.Â
Bravo Merah Putih @hensa.Â