Sebaliknya Jorji harus menghadapi perjalanan yang terjal sejak babak awal. Hanya pada partai perdana dan kedua, Jorji berhasil menang dengan dua gim.Â
Pada babak pertama menang atas pemain australia Syney Tjonadi, 21-4 dan 21-6. Pada babak kedua giliran pemain Thailand, Supanida Ketethong tunduk dengan 21-15 dan 21-19.Â
Pertandingan rubber games baru dijalani Jorji pada perempat final ketika dia menang atas pemain Jepang yang ulet, Saena Kawakami, 14-21, 22-20 dan 21-14.Â
Pada gim kedua sebenarnya Jorji hampir saja kalah ketika Kawakami berhasil memaksakan laga menjadi 20-20. Untungnya Jorji berhasil mengakhiri laga ini dengan 22-20 dan harus rubber games.Â
Menghadapi Han Yue, tunggal putri China yang sudah menjadi rivalnya sejak kejuaraan junior dulu, Jorji benar-benar harus berjuang menguras segala enersi yang dia punya.Â
Hal ini terlihat dari laga mereka yang berakhir rubber games. Jorji seperti biasa selalu lambat panas dan kalah pada gim pertama, 18-21.Â
Namun pada dua gim berikutnya, Jorji bangkit untuk mendikte permainan Han Yue. Akhirnya Jorji berhasil meraih dua gim ini dengan 21-16 dan 21-14.Â
Sungguh dua laga inilah yang sangat banyak menguras stamina Jorji dalam menghadapi final lawan An Sea Young. Wajar saja Jorji tidak banyak berbuat dalam finalitu.Â
Banyak sekali melakukan kesalahan dan pukulan-pukulan yang akurasinya buruk. Tentu hal ini ada sebabnya yaitu stamina Jorji yang sudah terkuras.Â
Dalam laga final yang digelar di Quay Centre, Sydney Olympic Park, Sydney, Minggu (20/11), Jorji sebenarnya sudah tampil bagus.Â
Namun akhirnya harus menyerah kepada An Se Young dengan skor dua gim, 17-21 dan 9-21 dalam durasi hanya 36 menit.