Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 Ternyata Masih Ada

24 Oktober 2022   09:51 Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:16 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Covid19 (Foto by Unicep.org). 

Covid-19 ternyata masih ada di sekitar kita. Mungkin itulah sebabnya Presiden Jokowi tidak terlalu buru-buru menetapkan status pandemi menjadi status endemi. 

Berita dari Singapura, mengutip dari Straittimes.com (23/10/22), seorang ahli penyakit infeksi dari Rophi Clinic bernama Leong Hoe Nam memastikan bahwa kini ada Covid19 Omicron subvarian XBB mendominasi penularan di Singapura. 

"Seperti bagaimana Omicron menggantikan Delta, tapi dalam fase lebih cepat," ujar Hoe Nam separti dilansir situs di atas. 

Subvarian baru ini mendominasi virus lainnya dan penularannya lebih cepat dari varian yang lain. Seperti dulu Omicron menular lebih aktif dibandingkan varian Delta. 

Straittimes.com tersebut juga memberitakan bahwa gelombang infeksi Covid-19 yang berkelanjutan yang didorong oleh subvarian XBB dapat mencapai puncaknya lebih awal dari pertengahan November, seperti yang diperkirakan sebelumnya.

“Cukup jelas dari minggu lalu kasus sebenarnya mulai turun.” Demikian  kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung seperti dilansir Straittimes.com tersebut kepada wartawan pada hari Minggu (23/10). 

Ternyata kasus subvarian tersebut sudah ditemukan di Indonesia. Hal itu teridentifikasi pada seorang perempuan 29 tahun asal Surabaya, Jawa Timur yang baru saja pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. 

Bisa dikatakan bahwa kasus pertama Omicron subvarian XBB ini merupakan hasil transmisi lokal. Temuan ini sudah seharusnya mendapat perhatian masyarakat untuk tetap melakukan prokes dengan disiplin. 

Dari berbagai berita yang beredar menyebutkan bahwa Subvarian ini pertama kali terdeteksi di India pada Agustus 2022. 

Dari India kemudian menyebar ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Denmark, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Thailand, Filipina dan termasuk Indonesia. 

Omicron subvarian XBB inilah yang membuat lonjakan kembali kasus covid19 di negara-negara tersebut. 

Gejala yang muncul cenderung realtif lebih ringan. Meskipun demikian bukan berarti masyarakat bisa abai dan menyepelekan hal tersebut.

Masyarakat harus tetap mewaspadai kehadiran subvarian ini. Seperti umumnya virus Omicron maka subvarian satu ini juga lebih menular dibandingkan subvarian lainnya. 

Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, melalui laman Sehatnegeriku.kemenkes.go.id (22/10/22), menjelaskan bahwa ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. 

"Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2" 

Ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril seperti dilansir laman tersebut di atas. 

Meskipun tingkat kefatalannya tidak lebih parah dari varian Omicron sebelumnya, tetapi kita masih belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19. 

Hal tersebut karena berbagai saat ini mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi setiap hari. Data yang tercatat dalam 7 hari terakhir dilaporkan telah terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi. 

Untuk itulah masyarakat harus tetap mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun. 

Begitu pula harus sadar untuk melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala covid19. Segera melakukan vaksinasi untuk meningkatkan proteksi terhadap transmisi virus berbahaya ini. 

Melihat kenyataan di tengah kegiatan masyarakat saat ini, sungguh ada kekhawatiran yang patut diperhatikan. 

Mengingat kebanyakan masyarakat sudah menganggap bahwa covid19 sudah semakin berkurang bahkan dianggap sudah hilang. 

Tampak jelas kegiatan masyarakat saat ini sudah berlangsung normal seperti kondisi sebelum terjadinya pandemi covid19.  Kegiatan Pasar yang ramai dengan kerumunan. 

Aktivitas kegiatan wisata yang kembali menggeliat. Hal itu bisa dilihat dari kegiatan masyarakat di tempat-tempat wisata dalam kota maupun luar kota. 

Sebenarnya pada satu sisi fenomena tersebut sangat menggembirakan karena kegiatan ekonomi mulai bergerak yang bisa membuat pertumbuhan ekonomi yang diharapakan. 

Namun pada sisi lain kodisi masyarakat yang abai terhadap prokes sangat mengkhawatirkan. Jika tidak bisa dikendalikan, maka ditakutkan kasus-kasus covid19 kembali meningkat. 

Melansir Kompas.com (22/10/22), kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia per 20 Oktober 2022 mencapai 6.464.962 kasus. 

Terdapat 6.287.663 yang sembuh, 158.380 meninggal dunia dan 18.919 masih dalam perawatan intensif. 

Pemerintah sendiri telah menetapkan untuk melanjutkan PPKM Level 1-4 bagi wilayah Jawa-Bali berlangsung sampai dengan 1 November 2022. Sedangkan untuk wilayah luar Jawa-Bali berlangsung sampai dengan 1 Januari 2023. 

Semoga saja Pemerintah dan terutama kita sebagai masyarakat harus mampu tetap mewaspadai gejolak virus Omicron subvarian baru yang tengah merambah di tengah-tengah kita. Kuncinya tetap disiplin dengan prokes yang ketat. 

Salam sehat @hensa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun