Covid-19 ternyata masih ada di sekitar kita. Mungkin itulah sebabnya Presiden Jokowi tidak terlalu buru-buru menetapkan status pandemi menjadi status endemi.
Berita dari Singapura, mengutip dari Straittimes.com (23/10/22), seorang ahli penyakit infeksi dari Rophi Clinic bernama Leong Hoe Nam memastikan bahwa kini ada Covid19 Omicron subvarian XBB mendominasi penularan di Singapura.
"Seperti bagaimana Omicron menggantikan Delta, tapi dalam fase lebih cepat," ujar Hoe Nam separti dilansir situs di atas.
Subvarian baru ini mendominasi virus lainnya dan penularannya lebih cepat dari varian yang lain. Seperti dulu Omicron menular lebih aktif dibandingkan varian Delta.
Straittimes.com tersebut juga memberitakan bahwa gelombang infeksi Covid-19 yang berkelanjutan yang didorong oleh subvarian XBB dapat mencapai puncaknya lebih awal dari pertengahan November, seperti yang diperkirakan sebelumnya.
“Cukup jelas dari minggu lalu kasus sebenarnya mulai turun.” Demikian kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung seperti dilansir Straittimes.com tersebut kepada wartawan pada hari Minggu (23/10).
Ternyata kasus subvarian tersebut sudah ditemukan di Indonesia. Hal itu teridentifikasi pada seorang perempuan 29 tahun asal Surabaya, Jawa Timur yang baru saja pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Timur.
Bisa dikatakan bahwa kasus pertama Omicron subvarian XBB ini merupakan hasil transmisi lokal. Temuan ini sudah seharusnya mendapat perhatian masyarakat untuk tetap melakukan prokes dengan disiplin.
Dari berbagai berita yang beredar menyebutkan bahwa Subvarian ini pertama kali terdeteksi di India pada Agustus 2022.
Dari India kemudian menyebar ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Denmark, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Australia, Thailand, Filipina dan termasuk Indonesia.
Omicron subvarian XBB inilah yang membuat lonjakan kembali kasus covid19 di negara-negara tersebut.