Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bayang-bayang di Langit-langit Kamarku

16 Oktober 2022   17:09 Diperbarui: 17 Oktober 2022   00:41 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anindia Nilajuwita melemparkan tubuh rampingnya ke atas sofa bed empuk. Malam Minggu yang sendu bagi gadis berusia 30 tahun itu. Dirinya tidak melakukan kegiatan apapun.

Bahkan akhir pekan yang biasanya pulang ke Bogor, kali ini Anin tetap berada di Apartemennya yang berada sekitar Kawasan Sudirman Jakarta. 

Setiap harinya Anindia rutin dari Apartemennya pergi ke Kantor Kementerian Lingkungan Hidup melalui Tol Dalam Kota menuju Gatot Subroto. 

Atau pada Jumat sore biasanya Anin sudah meluncur menuju Bogor melalui jalan tol yang sama untuk berakhir pekan di Kota Kelahirannya. 

BACA JUGA : Lamunan

Gadis berdarah Sunda berkulit putih bersih ini tidak tahu apa yang dia rasakan. Mengapa setiap saat pulang ke Bogor selalu ada rasa rindu kepada Prasaja. 

Namun pada saat dia tidak pulang ke Bogor, perasaan rindu itu juga malah semakin mendera hatinya. Baginya Prasaja adalah cinta sejatinya. Tidak mudah melupakannya. 

Anindia mengenakan pakaian tidur berwarna putih dengan renda-renda di seputar tangan dan lehernya yang jenjang, gadis ini masih berbaring menatap langit-langit kamar. 

Kedua matanya yang indah itu tajam menatap seakan begitu banyak momen-momen indah bersama Prasaja semasa SMA dulu. 

Atau juga masih terngiang godaan Renata Utami, kawan karibnya di kelas yang kebetulan juga adik bungsu Prasaja. 

Saat itu Renata tahu benar kalau Anin sudah lama mencintai kakaknya. Meskipun selama ini tidak pernah diutarakan langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun