Bahkan sesudah momen tersebut Ronaldo nyaris mencetak gol beberapa saat kemudian, menyambut umpan silang Diogo Dalot dengan tendangan overhead spekulatif yang melebar.
Jika saat itu bola tendangan guntingnya menjadi gol, maka Ronaldo akan menjadi pembicaraan hangat media di sana.
The Foxes mendominasi sebagian besar permainan pada babak kedua, tetapi pertahanan United sekali lagi memiliki jawaban untuk semua serangan dari skuad Leicester City.
Erik ten Hag menurunkan formasi 4-2-3-1 seperti laga-laga sebelumnya. Starting line up kali ini juga sama dengan menurunkan David De Gea sebagai penjaga gawang.
Kuartet lini pertahanan terdiri dari sosok Diogo Dalot, Raphael Varane, Lisandro Martinez, Tyrell Malacia. Mereka mengandalkan benteng duet pivot Christian Eriksen dan McTominay.Â
Mereka adalah duet yang menjaga keseimbangan transisi tim dari transisi positif ke negatif atau sebaliknya. Peran Eriksen dan Scott sangat vital.
Pada barisan penyerang ada sayap kiri Jadon Sancho yang pada babak kedua berganti peran bersama Ronaldo pada menit ke-68.
Sementara pada sayap kanan ada Anthony Elanga yang berbagi peran dengan Casemiro di babak kedua.
Sementara Bruno Fernandes bertindak sebagai penyerang lobang di belakang Marcus Rashford sabagai striker tunggal,Â
Dengan formasi ini Setan Merah sangat stabil menjalankan setiap rencana permainan yang sudah mereka miliki dari konsep pelatih Ten Hag.
Secara keseluruhan tuan rumah Leicester sedikit unggul dalam penguasaan bola terutama pada babak kedua. Wajar mereka menguasai bola karena harus menyamakan kedudukan.