"Sulit mengatakan itu, saya di sini saya baru enam bulan, federasi mempercayakan saya pegang Tim Senior, U-20, U-23. Â
"Sekarang saya di sini, sebelumnya saya berorientasi bertahan. Sekarang kami mencoba sesuatu, saya pikir federasi dan semua orang bersabar dalam menantikan yang terbaik, kami bermain solid dan baik dalam organisasi," kata Weiss usai laga tersebut dalam sesi jumpa pers, seperti dilansir CNN Indonesia.com (14/7).Â
Wajar saja jika Weiss merasa kaget dengan pencapaian tim asuhannya ini karena ini adalah catatan sejarah bagi Laos untuk pertama kalinya loloske final kejuaraan AFF U19.Â
Hal ini juga berkat kesabaran federasi sepakbola Laos dan para suporter mereka terhadap pembinaan yang selama ini dikerjakannya.Â
Kesabaran tersebut mulai membuahkan hasil. Michael Weiss telah meletakkan fondasi sepakbola yang benar terhadap para belia yang dibinanya.Â
Pembinaan mendasar itu adalah menyangkut mental betanding dan moral tinggi bagi pesepakbola muda yang tetap menjunjung tinggi sportivitas.Â
Sepak bola yang ditampilkan oleh skuad Laos sebenarnya biasa saja. Namun yang luar biasa adalah semangat para belia Laos yang tanpa lelah menjaga gawang mereka dari kebobolan.Â
Begitu pula secara organisasi, skuad Laos memiliki kerja sama tim yang rapi. Mereka bermain secara kolektif saling mendukung dengan mengenyampingkan permainan individu. Luar biasa. Selamat untuk Laos.Â
Bravo Merah Putih @hensa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H