Trofi Finalissima ini adalah prestasi mengulangi apa yang telah ditorehkan oleh Maradona pada tahun 1993. Trofi ini bagi Messi sebagai awal yang baik dalam mimpinya untuk mengangkat trofi Piala Dunia 2022.Â
Argentina pantas memenangkan ajang Finalissima ini jika melihat penampilan mereka yang lebih agresif. Selama babak pertama banyak peluang mereka dapatkan. Walaupun akhirnya hanya dua gol yang dihasilkan hingga turun minum.Â
Begitu pula pada babak kedua Messi, Di Maria dan Martinez beberapa kali mengancam gawang Gianluigi Donnarumma. Andai bukan karena ketangguhan kiper Azzuri ini, mungkin sudah berap gol terjadi.Â
Namun akhirnya gol ketiga Argentina lahir dari Paulo Dybala yang masuk sebagai pemain pengganti di akhir babak kedua. Tendangan keras kaki kirinya tidak bisa ditahan oleh Donnarumma untuk kemenangan Argentina 3 -0.Â
Kelemahan paling menyolok dari tim Italia adalah organisasi lini belakang mereka yang kedodoran terutama duet bek tengah mereka yang sudah berumur, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci.Â
Begitu pula lini tengah yang dimotori Jorginho bersama Nicolo Barella dan Mateo Pessina kalah bersaing dengan lini tengah pasukan Tango, Giovani Lo Celso, Rodriguez dan Rodrigo De Paul yang lebih agresif. Â
Sementara lini serang Argentina sangat rapi menerapkan serangan dengan kerja sama yang baik diantara Messi, Di Maria dan Martinez. Dua gol di babak pertama merupakan hasilkarya mereka.Â
Gol pertama hasil asis Messi yang diselesaikan oleh Martinez. Sedangkan gol kedua,kali ini Martinez yang memberikan asis matang untuk diselesaikan menjadi gol oleh Di Maria.Â
Dari catatan UEFA.com (2/6), statistik penguasaan bola hanya berbeda tipis, Argentina mendapatkan persantese sebesar 53 persen saja.Â