Wanita pemintal itu, dari pagi sampai sore dengan tekun memintal benang. Sore hari, ketika pintalan benang itu selesai, aneh sekali lalu dia malah mencerai beraikan kembali benang yang sudah dipintal itu. Bukankah hal itu adalah pekerjaan yang sia-sia?Â
Sangat jelas dalam ayat Al Quran di atas, Allah SWT melarang agar akhlak wanita tersebut tidak ditiru. Perbuatan yang sia-sia, adalah kerugian yang sangat nyata.Â
Rasulullah SAW juga berpesan kepada umatnya melalui sabdanya bahwa berimanlah kepada Allah kemudian Istiqomah. Apakah yang dimaksud Istiqomah?Â
Setiap tahun kita selalu menjalankan ibadah Ramadan siang dan malam. Siangnya berpuasa, malamnya kita tegakkan shalat malam. Kegiatan ibadah tersebut kita jalankan dengan sungguh-sungguh.Â
Maka jika mau istiqomah, apa yang yang sudah kita capai selama Ramadan tetap kita amalkan sepanjang hayat kita. Karena selama kita melakukan pelatihan yang intensif pada Ramadan, jangan sampai kembali rusak.Â
Mungkin banyak orang Islam yang selama Ramadan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadan berakhir, maka dia pun jarang ke masjid karena merasa ibadah Ramadan hanya dikerjakan selama Ramadan saja.Â
Begitu pula selama Ramadan begitu rajin membaca Al Quran, tetapi seusai Ramadan maka Al Quran pun dilupakan begitu saja. Itu adalah perbuatan yang buruk.Â
Tentang Istiqomah ini Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah Hadis :Â
"Dari Sufyan bin Abdullh ats-Tsaqafi, ia berkata: "Wahai Rasulullah, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!" Beliau menjawab: "Katakanlah, 'aku beriman', lalu istiqomahlah" (HR Muslim).Â
Maka kita harus memahami bahwa Istiqomah adalah menapak pada jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Lurus hanya menuju Ridho Allah.Â
Istiqomah adalah perbuatan yang berkaitan dengan ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua perkara yang dilarang. Â