Setelah Ibu tiada, semakin terasa betapa sangat berartinya Ibuku dalam setiap denyut hidupku. Pelajaran kehidupan yang diberikannya begitu membekas dalam sanubariku sepanjang hayat.Â
Bagaimana aku kembali teringat ketika Ibu selalu memberitahu bahwa pada bulan puasa itu tidak ada setan karena mereka dibelenggu. Seperti Hadis yang tertera di awal tulisan ini.Â
Saat kecil dulu memahami setan dibelenggu adalah pemahaman polos dengan cara harfiah. Kini pemahaman pada masa lansia menjadi berbeda.Â
Setan yang dibelenggu karena mereka saat bulan Ramadan ini tidak bisa leluasa menggoda manusia yang berpuasa. Ada benteng kuat dan tebal menghalangi mereka untuk menembus hati manusia yang berpuasa.Â
Makna tersirat dari setan-setan dibelenggu dalam pengertian secara hakiki sehingga intensitas mereka menggoda manusia menjadi berkurang, berbeda dengan yang dilakukan mereka pada bulan selain Ramadan.Â
Pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar memiliki arti peluang masuk ke dalamnya semakin terbuka dengan adanya ibadah puasa di bulan Ramadan.Â
Segala amalan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan memiliki pahala yang tinggi sebagai jaminan masuk surgaNya. Semua nafas kehidupan dalam bulan Ramadan penuh dengan keberkahanNya.Â
Jalan menuju surga pada bulan Ramadan lebih mudah karena amal-perbuatan baik lebih cepat diterima dan semua doa dikabulkan Allah.Â
Begitu juga maksud ditutupnya pintu neraka adalah mencegah mereka yang berpuasa di bulan Ramadan, dari kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan yang bisa membawa mereka ke neraka.Â
Bulan penuh berkah ini juga jaminan ampunan Allah kepada orang yang berbuat keburukan karena adanya orang yang berbuat kebajikan. Inilah makna dari tertutupnya pintu neraka seperti ditulis dalam hadis di atas.Â
Kata orang bijak hidup ini dimulai ketika kita berusia 4o tahun, maka pada saat kita kini berusia lansia (60 tahun ke atas) berarti baru saja menjalani kehidupan melewati dua dasa warsa.Â