"Ini anggukan setuju atau anggukan wisuda?" Canda Roby sambil memandang Sang Pujaan penuh harap.
"Anggukan wisuda. Kalau yang lamaran aku belum mengangguk!" Suara Anindia ketus, tetapi ketusnya Anindia malah menambah aura kecantikannya makin kelihatan.
Roby tertawa mendengar jawaban Anin. Pemuda seperti Roby ini sosok yang menjadi idola setiap gadis. Selain wajahnya yang ganteng, dia juga memiliki postur tubuh ideal.
Seharusnya dari dulu Anindia bangga karena dikejar-kejar oleh Roby. Apalagi sekarang Roby sebentar lagi akan menjadi seorang Taruna Militer yang masa depannya cerah.
Roby akhirnya berhasil wisuda dari pendidikan militernya di Magelang. Begitu pula Anindia berhasil meraih Sarjana Teknik Lingkungan.
Tadinya pertunangan dan lamaran mereka ditunda dulu karena Anindia mendapat bea siswa melanjutkan kuliah S2 nya di Australia.
Namun acara itu tetap berlangsung karena kedua keluarga menyepakati agar mereka sudah saling mengikat terlebih dulu. Hanya tinggal peresmian pernikahannya saja usai Anindia lulus S2 dari Australia.
Bagi Anindia sungguh tidak pernah menyangka jika pertunangannya telah menimbulkan toksik yang sangat menyakitkan dalam menghadapi kehidupannya. Penghianatan Roby tidak akan pernah dimaafkannya sampai kapanpun.
Di Beranda belakang rumah itu, wanita cantik berdarah Sunda ini masih termenung mengenang kepahitan yang telah dijalaninya beberapa tahun ke belakang.
@hensa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H