Dua gol dari bola mati itu yaitu berawal dari tendangan sudut yang dilepaskan Keo Sokpheng diselesaikan Yue Safy dengan sundulan, sehingga mengubah skor menjadi 3-1.Â
Sedangkan gol kedua Kamboja dari tendangan bebas Prak Many Udom membentur pagar betis, sehingga membelokkan arah bola yang mengecoh kiper asal Persikabo, Syahrul.
Pratama Arhan, Ryuji Utomo, Alfeandra Dewangga, Asnawi Mangkualam adalah kuartet yang bertanggung jawab di lini pertahanan Garuda. Duet bek tengah Ryuji dan Dewangga sudah maksimal bekerja hanya mereka masih belum fokus penuh menghadapi tekanan.Â
Organisasi Tim dan Kesalahan MendasarÂ
Jujur pada laga malam itu, Kamboja memiliki organisasi tim lebih baik dari Timnas Indonesia. Mereka menerapkan formasi 4-3-3 dengan menguasai komposisi penguasaan bola lebih unggul dari Indonesia, 54 % berbanding 45 %.Â
Bola mengalir lancar dari kaki-kaki pemain Kamboja yang terus bergerak mencari tempat yang kosong. hal ini terjadi terutama pada babak akhir babak pertama ketika Kamboja berhasil mencetak gol pertama mereka. Â
Pada babak kedua intensitas permainan semakin tinggi. Timnas Indonesia walaupun berhasil menambah satu gol lagi dari kaki Rumakiek, tetapi semakin kelihatan stamina mereka mulai menurun.Â
Kesalahan-kesalahan mendasar dari para pemain kita mulai kelihatan. Seringkali mereka melakukan kesalahan umpan. Salah passing untuk level pemain nasional sangat memalukan.Â
Skuad Garuda mencatat akurasi umpan hanya sebesar 79 persen dari total 383 umpan kepada rekan-rekan mereka. Bandingkan dengan Kamboja yang memiliki akurasi di atas 80 persen.Â
Pelatih Shin Tae yong pernah mengeluh tentang kelemahan mendasar para pemain kita ini. Kesalahan operan jika hanya satu kali bisa dimaklumi tetapi jika terlalu sering maka itu hal yang keterlaluan. Dalam laga melawan Kamboja seringkali salah umpan dilakukan oleh para pemain kita.Â
Begitu pula kurang serasinya pergerakkan pemain terutama pergerakkan tanpa bola untuk membuka ruang. Mereka juga sering gugup menghadapi skill individu pemain Kamboja.Â