Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

China Kembali Tunjukkan Kelasnya, Piala Sudirman Belum Bisa Pulang ke Indonesia

4 Oktober 2021   06:08 Diperbarui: 4 Oktober 2021   07:03 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah menunjukkan bahwa sejak tahun 1989 diperebutkan, Piala Sudirman hanya digenggam oleh tiga negara bulutangkis yaitu China, Korea Selatan dan Indonesia. 

Dari 17 kali kejuaraan beregu campuran ini, sebanyak 12 kali juara diraih oleh negara Tirai Bambu tersebut. Sementara Korea memiliki gelar juara sebanyak empat kali sedangkan Indonesia hanya sekali ketika turnamen tersebut pertama kali digelar di Jakarta tahun 1989. 

BACA JUGA : Rahasia "Penampilan" Greysia Polii yang Harus Jadi Panutan Pemain Muda

Pada laga final yang berlangsung di Energia Areena, Vantaa Finlandia, Mingg (3/10/21) dimulai pukul 17.00 WIB China berhasil mengungguli Tim Jepang dengan skor 3-1 dalam pertarungan yang menggambarkan kekuatan bulutangkis Dunia. 

Final tahun ini adalah ulangan final Piala Sudirman tahun 2019 yang berlangsung di Nanning, China dimana tuan rumah berhasil mengalahkan Jepang dengan skor 3-0. 

Dengan hasil tersebut Jepang masih belum berhasil meraih Piala Sudirman untuk pertama kalinya. Dua tahun yang lalu Jepang juga gagal ditangan China dalam upaya meraih gelar tersebut.  

China dan Jepang lolos ke final Piala Sudirman tahun 2021 ini setelah mereka menang di babak semi final. China menang 3-0 atas Korea Selatan sedangkan Jepang menundukkan Malaysia 3-1.  

China mengawali upaya meraih juara dengan kemenangan ganda putra mereka, Hei Ji Ting/Zhou Hao Dong atas Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam permainan tiga gim, 21-17, 14-21, 21-16. 

Laga diantara kedua ganda tersebut berlangsung sangat ketat dan menarik. Permainan cepat yang ditunjukkan mereka memberikan gambaran nyata kekuatan dari performa yang solid. China unggul 1-0 dengan kemenangan tersebut. 

Partai perdana ini sebagai kunci utama bagi China sebagai modal untuk memberikan semangat bagi partai-partai selanjutnya. Dampaknya sangat besar sebagai skor pembuka kemenangan.

Pelatih China, Zhang Jun berbicara tentang kepercayaan dari para pemain muda mereka yang turun di partai pertama ini yang tentunya sangat penuh dengan tekanan. 

Menurutnya, anggota muda dari tim China memiliki kemampuan untuk berbuat banyak pada kesempatan langka di turnamen besar seperti Piala Sudirman. China turun ke lapangan bersama pemain-pemain muda. He Ji Ting dan Zhou Hao Dong di ganda putra.

Akhirnya langkah mereka berhasil menundukkan pasangan Jepang yang kokoh dan tangguh, Takuro Hoki dan Yugo Kobayashi. 

Ganda putra negeri Sakura ini bertarung selama lebih dari satu jam lebih melawan pemain muda China tersebut. Pertarungan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.  

Keunggulan dari ganda putra ini membuka jalan bagi tunggal putri China yang bermain di partai kedua.  Namun Jepang memberikan perlawanan keras ketika Akane Yamaguchi berhasil menundukkan Chen Yu Fei, 21-19, 21-16. Skor berubah menjadi 1-1. 

Tunggal putri Jepang itu sadar akan kekalahannya dari pemain yang sama di ajang edisi sebelumnya. Namun kali ini Akane Yamaguchi sangat agresif. Tidak mau mundur dalam reli dan membiarkan Chen Yu Fei mengikuti permainannya. 

Yamaguchi terus melaju dengan kecepatan tinggi yang sulit ditandingi Chen. Bahkan ketika lawannya menemukan ruang kosong untuk smash kerasnya, Yamaguchi melemparkan dirinya untuk mengembalikan bola dan menjaga poin tetap hidup. 

Niat dan tekad yang lebih besar inilah yang membuat Yamaguchi berhasil meraih poin pada partai ini. Sementara Chen Yu Fei seperti kehilangan karakter permainannya yang biasa mendikte lawan.  

Pada partai ketiga, seharunya Jepang memiliki peluang untuk mengungguli China ketika pemain ranking satu Dunia Kento Momota berhadapan dengan Shi Yu Qi yang berperingkat 10 Dunia. 

Pada kenyataannya China kembali memimpin 2-1 setelah Shi Yu Qi berhasil mengalahkan Kento Momota pada nomor tunggal putra tersebut dalam permainan tiga gim, 21-13, 8-21, 21-12. 

Kedua tunggal putra level atas ini telah menyuguhkan atraksi permainan tingkat tinggi dalam penampilan mereka. Standar permainan level atas yang bisa dijadikan ukuran permainan bulutangkis di tunggal putra. 

Kemenangan China atas Jepang di Piala Sudirman 2021 akhirnya ditentukan lewat nomor ganda putri setelah pasangan nomor 2 dunia Jia Yi Fan/Chen Qing Chen mengalahkan pasangan non-peringkat Mayu Matsumoto/Misaki Matsutomo 21-17, 21-16. 

Pasangan Jepang ini baru saja disatukan dalam ajang turnamen ini. Sebelumnya Misaki Matsumoto berpasangan dengan Ayaka Takasaki yang mengundurkan diri. Sedangkan Mayu Matsumoto berpasangan dengan Wakana Nagahara. 

Selamat kepada Tim China yang berhasil memperahankan gelar juara Piala Sudirman yang ke-12 kalinya. Sedangkan Indonesia harus bersabar untuk membawa pulang Piala kebanggaan tersebut kembali pada pangkuan Ibu Pertiwi. 

Bravo Merah Putih @hensa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun