Namun pemain yang menyandang sebagai Atlet Para Badminton Putri Terbaik oleh BWF selama dua tahun berturut-turut yakni 2018 dan 2019, harus melepaskan medali emas tunggal putri.Â
Pada nomor tersebut Leani harus mengakui keunggulan musuh bebuyutannya, pemain China, Cheng He Fang.Â
Selama mengikuti Paralimpiade Tokyo 2020, Leani harus bermain 12 kali dalam lima hari yaitu sejak Rabu (1/9/21) hingga Minggu (5/9/21). Wanita berusia 30 tahun ini mengaku harus melakukan persiapan yang spesial.Â
Menurut pengakuannya, Leani memiliki dua persiapan khusus untuk menunjang fisik dan kebugaran selama berlaga di Tokyo. Dua persiapan itu adalah menjaga pola makan dan pola istirahat.Â
Tim para badminton Indonesia sempat melakukan pemusatan latihan selama seminggu di Machida sebelum berkumpul dengan atlet lain di wisma atlet Tokyo pada 26 Agustus 2021.Â
Pengorbanan paling mengharukan adalah ketika Leani harus menyiasati waktu istirahat di sela-sela jadwal yang padat.Â
Kadang dalam satu hari harus menjalani lebih dari satu pertandingan. Tentu ini akan menguras tenaga dan mental.Â
Untuk itu Leani terpaksa harus tidur di ruangan warming up karena kalau harus kembali ke penginapan memakan waktu.Â
Waktu yang singkat dari satu laga ke laga berikutnya tidak memungkinkan untuk kembali ke penginapan.Â
Pengorbanan paling berat adalah mengatur pola makan dengan disiplin tinggi. "Cuaca dan udara di sini tidak berbeda jauh dengan Indonesia, jadi tidak ada masalah. Tetapi selama di sini harus punya tantangan baru.Â
"Berhubung di sini makanannya enak-enak jadi saya harus bisa mengontrol nafsu makan supaya tidak terlalu berlebihan makannya," tutur Leani Ratri seperti dilasnir NPC Indonesia (1/9/21). Â