Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Pijar Api Krakatau

27 Agustus 2021   17:27 Diperbarui: 31 Mei 2023   13:34 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus segera dipadamkan secepatnya. Maka Gubernur memerintahkan untuk mengejar para buronan yang merupakan pimpinan para pemberontak tersebut.

"Kiyai apakah pesantren di sini aman-aman saja dari pengawasan para serdadu Belanda?"

"Tidak juga, mereka selalu mengawasi gerak-gerik para santri di sini. Tapi saya tidak khawatir dengan pengawasan mereka." Kata Kiyai Usman.

Memang buron-buron itu adalah para ulama yang mengasuh Padepokan atau Pesantren.  Gerakan itu antara lain dipimpin oleh para Ulama Banten yang paling dicari oleh Pemerintah Hindia Belanda pada saat itu.

Mereka antara lain Haji Abdul Karim, Haji Tubagus Ismail, Haji Marjuki, dan Haji Wasid. Diantara ulama-ulama kondang tersebut masih banyak ulama-ulama lain dari Ujung Kulon yang juga merupakan sasaran tembak Kolonial Belanda.

Kiyai Usman Bisri tidak perlu mengkhawatirkan tentang keamanan rekan-rekan sesame ulama tersebut. Karena mereka juga memiliki posisi tawar yang kuat terutama terhadap pengaruh terhadap rakyat Banten.

Pengaruhnya terhadap rakyat sangat besar karena mereka sangat dihormati. Pada acara-acara dzikir, pengajian di Masjid atau di rumah-rumah Pejabat setempat, para Ulama tersebut selalu menganjurkan tentang perlunya perang jihad terhadap Pemerintah Hindia Belanda.

Hal inilah yang membuat para Ulama menjadi Buronan Hindia Belanda yang dianggap sangat berbahaya bagi Pemerintah Belanda.   

"Justru saat ini saya khawatir dengan kegiatan Gunung Rakata." Ujar Kiyai Usman Bisri.

"Benar Kiyai, Kemarin siang sudah ada letusan. Debunya saja sampai hingga Tangerang sini."

"Saya khawatir ada letusan lebih besar setelah letusan kemarin.." Kiyai Usman tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun