"Iya Nak Bayu. Dari jauh kita bisa saling mendoakan." Kata Kiyai Usman.
Suasana Banten pada saat itu memang sangat tegang. Selain adanya wabah kolera yang melanda rakyat Banten juga musibah musim Kemarau yang panjang.Â
Frederik Jacob yang lahir di Den Haag pada 25 Februari 1822 adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda saat itu.
Merupakan Gubernur Jenderal Batavia yang ke 58 pada masa kekuasaan Hindia Belanda sejak masa VOC antara tahun 1881 sampai dengan 1884.
Pada masa kekuasaannya Gubernur Jacob ini banyak mengalami tantangan. Tugasnya sangat berat karena harus menghadapi pemberontakan dari para pejuang Banten.
Menurut data intelejen yang diterima Sang Gubernur, ditemukan adanya beberapa ulama yang memimpin rakyat untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda.
Fakta itu memang benar terjadi adanya perlawanan bersenjata rakyat Banten terhadap Kolonial Belanda saat itu tidak terlepas dari peran para ulama.
Kejadian yang awal bersifat insidentil jika dibiarkan bisa menjadi satu pemberontakan besar.
Rakyat Banten sangat butuh penggerak untuk menghadapi kesewenangan kolonial Belanda.
Disinilah peran para ulama merupakan sosok-sosok yang tepat bagi rakyat sebagai penggerak karena mereka adalah panutan yang sangat dihormati.
Belanda menganggap bahwa api pemberontakan tidak boleh dibiarkan semakin membakar.