Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelecehan Rasial dan Momen Rashford Tundukkan Donnarumma di Final Euro 2020

13 Juli 2021   12:45 Diperbarui: 13 Juli 2021   15:50 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Rashford gagal mencetak gol dalam drama adu penalti di final Euro 2020 (Foto Skysports)

Marcus Rashford adalah pemain Inggris yang paling mendapat sorotan selain dua pemain lainnya, Jadon Sancho dan Bukayo Saka.

Media, para pakar bola, pengamat dan para jurnalis serta supporter semuanya menyoroti kegagalan tiga pemain muda ini dalam mengeksikusi tendangan penalty.

Akibatnya mereka bertiga menjadi korban pelecehan rasial dari kaum biadab yang ada di Benua Biru yang katanya memiliki peradaban maju. UEFA dan Federasi FA juga sudah mengecam perlakuan tersebut. Ya sekedar mengecam namun tidak bisa berbuat apa-apa. 

Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel juga mengecam keras pelecehan rasis kepada tiga pemain Inggris itu setelah gagal mengeksekusi penalti di final Euro. Namun belum ada aksi apapun dari pihak berwenang. 

BACA JUGA : Roberto Mancini 10 Tahun Lalu Sudah Tundukkan Sepak Bola Inggris

Kendati para neztizen di media social menyerang Rashford dengan pelecehan rasial, ternyata di dunia nyata Rashford mendapat dukungan supporter Inggris.

"Pesan yang saya terima hari ini sangat luar biasa dan melihat tanggapan di Withington membuat saya hampir menangis. Komunitas yang selalu merangkul saya terus memperkuat saya," tulis Rashford di akun instagramn miliknya, Instagram.com/marcusrashford (13/7/21), tentang dukungan para supporter tersebut.

Rashford juga sangat bangga dengan dukungan dari Harry Kane yang dituliskan dalam media social miliki Kapten Three Lions ini, Twitter.com/HKane (13/7/21).

Kane menulis di Twitter tersebut : "Tiga pemuda yang brilian sepanjang musim panas memiliki keberanian untuk melangkah dan mengambil pena ketika taruhannya tinggi.

"Mereka pantas mendapatkan dukungan dan dukungan bukan pelecehan rasis keji yang mereka alami sejak tadi malam.

"Jika Anda melecehkan siapa pun di media sosial, Anda bukan penggemar Inggris dan kami tidak menginginkan Anda."

Menyimak kembali adu penalti antara Italia dan Inggris, ternyata dari tiga penembak Inggris yang gagal itu hanya Marcus Rashford yang berhasil menundukkan Gianluigi Donnarumma. Benarkah?

Benar. Rashford melangkah dengan tenang penuh percaya diri. Pengalamannya bersama Manchester United menunjukkan kematangannya karena sudah sering kali melakukan tugas menembak penalty.

Saat itu juga Rashford berhasil menundukkan Donnarumma yang bergerak ke kiri, arahnya yang salah. Sedangkan bola menuju arah kanan gawang Donnarumma.

Namun ternyata kendati Rashford berhasil menundukkan Donnarumma, tetapi ternyata tiang gawang kanannya tidak mampu dia tundukkan.

Kegagalan Rashford mencetak gol ke gawang Italia ini menjadi titik awal bencana bagi skuad The Three Lions.

Mari kita simak adegan penalty yang sangat dramatis ini seperti digambarkan berikut ini.

Italia mendapat giliran pertama untuk menendang dan unggul 1-0 berkat tendangan Berardi (Italia).

Penendang pertama Inggris, Harry Kane menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Namun Italia gagal mencetak gol ketika tembakan Belotti bisa ditahan Jordan Pickford.  Skor masih tetap 1-1.

Penendang kedua Inggris Harry Maguire membuat Inggris unggul 2-1. Namun penendang ketiga Italia Bonucci berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Marcus Rashford sebagai penendang ketiga Inggris tidak berhasil mencetak gol, kendati Donnarumma salah mengantisipasi, tapi bolanya bergulir membentur tiang gawang. Kedudukan masih sama kuat 2-2.

Penendang ke-4 Italia, Bernardeschi berhasil membuat Azzurri unggul 3-2. Sementara Jadon Sancho tidak berhasil untuk menyamakan kedudukan karena bolanya berhasil dijinakkan Donnarumma.

Penendang ke-5 Jorginho adalah penentuan jika dia berhasil mencetak gol maka sudah dipastikan Italia juara. Namun ternyata Jorginho gagal menembus gawang Jordan Pickford. Sehingga Italia masih memiliki skor 3-2.

Bukayo Saka sebagai penembak ke-5 Inggris harus berhasil membobol gawang Italia jika gagal maka Italia tetap unggul 3-2.

Melihat raut wajah anak muda berusia 19 tahun ini begitu berat menanggung beban tanggung jawab di pundaknya. Akhirnya Saka gagal menunaikan tugas tersebut.

Drama yang tragis bagi tuan rumah Inggris. Dihadapan Pengeran William dan ribuan supporter yang hadir di Stadion Wembley, Inggris kembali gagal meraih trofi turnamen besar sejak Piala Dunia 1966.

Kini Euro sudah berlalu saatnya Three Lions kembali move on untuk melanjutkan hidup karena banyak agenda yang sudah menunggu.

Salam bola @hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun