Dua asis dan satu gol tendangan bebas khas yang luar biasa dari seorang Lionel Messi menutup laga perempat final Copa America 2021 melawan 10 pemain Ekuador.
BACA JUGA : Di Tengah Copa America, Kemana Pilihan Messi Usai "Putus" dengan Barcelona
Mereka berhak lolos ke semi final melawan Kolombia yang menang dalam drama adu penalti 4-2 atas Uruguay.  Jadwal semi final berlangsung di  Estadio Nacional de Brasilia, Rabu (7/7/21) pukul 08.00 WIB.
La Albiceleste  terus mempertahankan upaya mereka untuk mengakhiri penantian gelar Copa America selama 28 tahun dengan kemenangan 3-0 di perempat final atas Ekuador di  Estadio Olimpico Pedro Ludovico Brazil, Minggu (4/7/21) pukul 08.00 WIB.
Argentina berhasil ke empat besar karena mereka memang tengah menargetkan mahkota kontinental sebagai pemecah kekeringan gelar selama ini. Terutama bagi gelar pribadi Lionel Messi bagi Tim Tango.Â
La Albiceleste belum mengangkat Copa sejak Gabriel Batistuta menginspirasi mereka untuk menang pada tahun 1993 yang meraih gelar ajang ini.
Sejauh ini bersama Messi, Argentina sebenarnya sangat dekat belakangan ini dengan gelar tersebut. Namun masih juga urung diraih karena mereka hanya finis ketiga pada 2019 dan runner-up pada 2004, 2007, 2015 dan 2016.
Mereka saat itu sebenarnya memiliki peluang bagus untuk mengakhiri penantian panjang. Namun mereka masih belum berhasil hingga saat ini.
Laga perempat final melawan Ekuador sangat ketat dengan serangan silih berganti. Hasil 3-0 seakan tidak menunjukkan kalau sebenarnya betapa ketatnya laga tersebut.
Tiga gol itu akibat kecerdikan seorang Messi yang memberikan dua asis dan sebuah tendangan bebas melengkung dari luar kotak penalti.
Pada awal laga sebenarnya Messi sudah membuat Argentina unggul ketika dia menerima bola blunder bek Ekuador.Â
Saat itu pada menit ke-23 menyusul kesalahan Carlos Gruezo yang memungkinkan Messi menghadapi momen satu lawan satu berhadapan dengan kiper Ekuador Hernan Galindez.
Namun sayang sekali bola tembakan kaki kiri Messi membentur tiang gawang kiri, kemudian bola memantul keluar dan berhasil diselamatkan.
Kesalahan itu akhirnya dibayarnya lunas ketika Messi menunjukkan ketenangannya  untuk menemukan Rodrigo De Paul dengan asisnya yang terukur pada menit ke-40.
Saat itu kiper Ekuador, Hernan Galindez berlari keluar dari garisnya untuk membersihkan bola umpan terobosan. Bola liar itu dimanfaatkan Messi dengan umpan cepat kepada De Paul.
Dengan tenang tembakan De Paul menembus gawang Ekuador. Gol ini juga merupakan gol internasional perdananya De Paul bersama TimTango.
Di babak kedua, kembali Messi melakukan sentuhan ajaib dari bola blunder bek Piero Hincapie. Bola dengan akurat diumpankan kepada Lautaro Martinez menjadi gol kedua Argentina.
Gol ketiga Argentina berhasil dicetak dari tendangan bebas luar biasa Messi. Hukuman tendangan bebas terjadi karena pelanggaran keras pemain Ekuador, Hincapie kepada Di Maria sekitar satu meter di luar kotak penalti.
Setelah review VAR, Hincapie mendapat kartu merah, dikeluarkan pada masa tambahan waktu tersebut, karena pelanggaran sebagai orang terakhir sebelum berhadapan dengan kiper.
Messi melangkah untuk melepaskan tendangan bebas dari tepi kotak penalty tersebut dengan brilian. Menembus keras ke pojok kiri gawang dimana kiper Ekuador Hernan Galindez tidak berdaya.
Ini adalah gol Messi dengan tendangan bebas yang khas untuk membawanya menjadi 76 gol internasionalnya dalam penampilan ke-149 bersama La Albiceleste.
Perlawanan Ekuador juga sangat membahayakan gawang Argentina yang dikawal Emiliano Martinez
Tercatat momen dimana Jhegson Mendez menguji kiper Emiliano Martinez dengan tendangan voli yang menggelegar dan Enner Valencia melepaskan sundulan dari target saat Ekuador memberikan beberapa ancaman dalam permainan terbuka.
Selain itu ada peluang Ekuador lainnya ketika sundulan Valencia melebar di babak pertama. Begitu pula penyerang asal Fenerbahce itu juga tembakannya membentur tiang gawang di awal babak kedua yang dilakukan dari dari sudut sempit.
Tentang permainan Lionel Messi yang selalu menjadi sorotan media, pelatih Argentina, Scolani memberikan pendapatnya.
"Permainan Leo, sejujurnya saya tidak tahu apakah dia akan bosan dipuji setiap hari," kata Scaloni pada konferensi media pasca-pertandingan seperti dilansir Conmebol.com (4/7/21).Â
"Hal terbaik yang bisa terjadi bagi kami pecinta sepak bola adalah para bintang bermain sampai usia berapa pun dan kami menikmatinya."
Hanya tinggal dua langkah lagi yaitu laga semi final dan final, Messi mempersembahkan gelar pertamanya bagi La Albiceleste. Apakah inilah saatnya gelar itu diraih? Selamat untuk Argentina. Â
Salam bola @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H