Italia layak memenangkan laga ini dengan performa mereka yang sangat agresif. Sangat fantastis melihat permainan Italia yang menyerang sangat jauh dari kesan tim yang selama ini dikenal sebagai tim Catenaccio yang sangat fanatik bertahan.Â
Dengan formasi 4-3-3, Italia menjadi tim yang sangat agresif menyerang. Dengan trio gelandang Manuel Locatelli, Jorginho dan Nicolo Barella, mereka benar-benar menguasai lini tengah dan selalu pandai melakukan transisi yang cepat.Â
Begitu pula trio penyerang mereka, Lorenzo Insigne, Ciro Immobile dan Domenico Beradi, merupakan kombinasi para penyerang yang sangat tajam menembus area penalti lawan.Â
Kuartet bek Turki, Zeki Erik, Merih Demiral, Soyuncu dan Omut Mera, sangat kewalahan melayani mereka. Â Berkali-kali dari sisi kiri atau kanan, Insigne dan Berrardi berhasil menembus pertahanan mereka.Â
Di bawah mistar gawang, Italia menurnkan Gianluigi Donnarumma. Dibentengi kuartet para seniornya, duet bek tengah Giorgio Chellini dan Leonardo Bonucci serta duet full back, Leonardo Spinazolla dan Alessandro Folrenzi.Â
Mereka terlalu tangguh untuk ditembus para penyerang Turki, Burak Yilmaz, Ozan Tufan dan Hakan Alhanoglu. Belum lagi penjaga gawang Donnarumma yang sangat tenang menghadapi setiap tembakan mereka.Â
Roberto Mancini memilih untuk memainkan dua bek sayap yang cukup menyerang yaitu Alessandro Florenzi dan Leonardo Spinazzola. Begitu pula dalam starting line up itu ada nama Domenico Beradi lebih dulu turun sebelum digantikan  Federico Chiesa pada babak kedua.Â
Italia memiliki 60 persen lebih dalam penguasaan bola dengan 24 peluang tembakan. Bukti dan fakta tersebut menunjukkan bahwa mereka sangat agresif.Â
Dari peluang tersebut terdapat 8 tembakan on target, 11 off target dan hanya lima tembakan yang mampu diblok pertahanan Turki. Selama laga tersebut Italia juga memiliki 8 kesempatan tendangan penjuru.Â
Ini adalah bukti bagaimana Italia kini menjadi tim yang selalu menyerang dan menyerang. Apakah Italia sudah keluar dari pakem mereka yang biasanya berfilosofi catenaccio. Entahlah.Â
Namun apapun filosofi tim asuhan Roberto Mancini, kemenangan ini membuat mereka tidak terkalahkan dalam 28 pertandingan internasional. Mereka menang 23 laga dan draw 5 laga sejak kalah 1-0 dari Portugal di Lisbon diajang UEFA Nations League pada 2018.Â