Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Coba Terka?

13 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 13 Mei 2021   13:39 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Istockphoto

Dalam diamku yang terkatup dan tatapku yang tajam. Katakan, jiwaku melangkah masih tetap tegap, utuh seusai Ramadhan itu. 

Biarkan semakin tulus senyumku,semakin ikhlas hatiku. Semakin ramah dan lembut tutur kataku.

Dalam diamku yang terkatup dan tatapku yang tajam. Biarkan dengan rakus detik-detikku, melahap tarik nafasku.

Biarkan irama sumbang detak jantungku. Makin lemah dan berhenti bernyanyi. Biarkan, senyum bibirku terkulum lega.

Saat kutinggalkan kefanaan. Akan kucabik pengoyak dunia yang mencoba menyuap imanku di dada.

Aku pengembara yang tak mau menunda. Perjalanan menuju ridhoNya (jikapun aku melepas dahaga maka itu hanya karena,
aku sibuk berbenah kembali jati diri agar rapi tertata). 

Suatu hari seperti biasa, dialog hatiku berkata, aku sarapan pagi sepiring doa (Tuhan ALLAH kepadaMu hidup dan matiku). 

Coba terka!

Dari mana kita ada
kemana kita tiada
diantara waktu dan masa
semakin silam dan fana
pada saat itu dimana kita berada

Coba terka.

@hensa 

Graha Hijau 1 Syawal 1442 H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun