Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Tinggal Ramadan, Selamat Datang Jiwa yang Bersih

12 Mei 2021   15:13 Diperbarui: 18 Mei 2021   13:32 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Istockphoto

Bulan suci Ramadan telah pergi meninggalkan kita dengan kesucian dan keagungannya. Meninggalkan bekas yang dalam kepada setiap insan ALLAH yang bertaqwa. Maka dengan usainya Ramadhan adalah kembalinya jiwa-jiwa yang fitrah karena ampunanNya. 

Gema taqbir Idul Fitri adalah symbol kebesaran ALLAH. Semua isi alam ini memuja kebesaranNya. 

Pada saat itu api taqwa dalam jiwa menyala, membakar semua sendi-sendi, relung-relung dan setiap jengkal pori-pori dan pembuluh darah semata-mata hanya untuk memuja kebesaran ALLAH. 

Merdunya gema taqbir Idul Fitri, indah dan manisnya senyum-senyum jiwa yang fitrah serta halus dan ramahnya uluran tangan maaf adalah symbol kedamaian dan ketentraman yang tercipta pada hari suci itu. 

Kini semuanya usai sudah berganti seiring dengan hari-hari yang terlipat sementara itu perjalanan kita masih jauh. 

Sebulan sudah kita tunaikan peribadatan puasa Ramadhan untuk menunaikan perintahNya : 

"Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa seperti diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa" (QS 2:183).

Selama sebulan itu ALLAH memberi kesempatan kepada hamba-hambaNya untuk meningkatkan ketaqwaannya. 

Selama sebulan itu berlangsunglah proses pencucian jiwa-jiwa yang kotor penuh daki menjadi jiwa-jiwa yang bersih. 

Penggojlogan selama puasa itu telah melahirkan figur-figur yang baru yang fitrah yang penuh dengan cahaya taqwa dan iman yang ikhlas yang yakin dan tawakkal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun