Sungguh Engkau telah ajarkan aku tentang jujur melalui puasa. Ibadah ini hanya antara aku dan Engkau. Tiada ada yang lain yang harus tahu. Akupun semakin paham tanpa harus menerjemahkan filosofis yang rumit.Â
Jujur hanya sebuah kata, tetapi bisa jadi seribu makna. Puasa telah menjadikan diri ini jujur kepada diri sendiri. Jika jujur kepada diri sendiri saja tidak mampu, mana mungkin bisa jujur kepada orang lain. Rasa malu sangat hina harus berada di hadapanMu. Â
Sungguh Engkau telah ajarkan aku tentang menahan diri dari nafsu serakah. Birahi yang tak terkendali. Pandangan yang menyesatkan dan jahatnya berbicara. Puasa adalah pengabdian khusus hanya antara Engkau dan aku. Tiada ada yang lain yang harus tahu. Â Â
Sungguh Engkau semakin dekat ketika malam-malamku penuh dengan bertabur ayat-ayatMu. Semakin terasa hangat cintaMu yang menuntaskan kedinginan imanku. Engkau selalu hadir bahkan dalam mimpi-mimpi malam pada bulan yang Engkau sucikan.Â
Engkau pula yang selalu hadirkan malam seribu bulan, malam kemuliaan. Malam dimana semua kemuliaan hamba menjadi pahala tiada tara dariMu. Malam ketika Engkau turunkan Kemuliaan bagi persembahanMu kepada hamba-hamba terpilih.Â
Sungguh hanya Engkau yang selalu aku dambakan hadir di seluruh relung hatiku. Tiada Tuhan selain Engkau.
@hensa
Graha Hijau 21 Ramadan 1442 HÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H