Asosiasi Pesepakbola Profesional, yang mewakili para pemain, juga telah meminta raksasa medsos itu untuk bisa mencegah lebih jauh para pengguna mengirimkan istilah dan emoji yang rasis secara eksplisit.Â
Mereka akan mematikan akun Facebook, Twitter, dan Instagram mereka untuk menekankan bahwa perusahaan media sosial harus berbuat lebih banyak untuk memberantas kebencian online.Â
Bahkan Tim Championship, Birmingham City dan Swansea City serta juara Skotlandia Rangers baru-baru ini telah melakukan boikot selama seminggu menyusul serentetan serangan rasial terhadap pemain mereka.Â
Demikian pula Mantan striker Arsenal, Thierry Henry mengatakan bulan lalu bahwa dia menghapus dirinya dari media sosial karena rasisme dan penindasan.Â
Sementara kapten Liverpool, Jordan Henderson telah menyerahkan kendali atas akunnya ke sebuah badan amal anti-penindasan online dan pelecehan rasial.Â
David McGoldrick dari Sheffield United, yang mengalami pelecehan rasial tahun lalu , menyambut baik langkah tersebut, dengan mengatakan:Â
"Ini tentang waktu. Apa yang terjadi di media sosial, telah terjadi pada saya, terjadi pada banyak pemain. Sesuatu perlu terjadi, terlalu mudah untuk dilecehkan secara rasial di sana." Katanya seperti dilansir BBC Sport (25/4/21).Â
Direktur kesetaraan dan keragaman Asosiasi Sepkbola Inggris,FA Edleen John menegaskan bahwa sepak bola Inggris tidak akan mentolerir diskriminasi dalam bentuk apapun.Â
Perlakuan rasis dan diskriminasi yang terjadi dalam dunia olah raga sebenarnya sudah berlangsung lama.Â
Namun entah kenapa selama itu pula tindakan nyata terhadap para pelaku rasis tersebut seperti tidak pernah dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab. Â
Walaupun Pemerintah Inggris sebelumnya juga mengancam perusahaan media sosial dengan "denda besar" yang bisa mencapai "miliaran pound" jika mereka gagal menangani penyalahgunaan di platform mereka.Â