Memphis Depay sebenarnya memiliki kesempatan memperkecil skor bagi Belanda. Akan tetapi, tendangan penalti bintang Olympiaque Lyon itu pada menit ke-90+5 bisa digagalkan kiper Turki, Ugurcan Cakir.
Bukan para pengamat saja yang tidak percaya dengan kekalahan Belanda ini, namun pemain Belanda sendiri seolah tidak percaya bahwa mereka ditundukkan oleh Turki.
Bek Belanda Matthijs de Ligt baru tersadar dengan kekalahan ini. Dia berpikir mereka, para pemain Turki itu hanya berada di area penalti sebanyak lima kali atau lebih di seluruh pertandingan. Namun mereka mencetak empat gol.
Sementara Belanda total menyerang namun sentuhan akhirnya selalu terbentur benteng kokoh Turki.
De Light juga mengakui banyak umpan mereka yang tidak akurat dan transisi permainan yang tidak berjalan dengan semurna.
Ada momen ketika Belanda mengejar pada posisi 2-3, Turki mulai kelihatan goyah.
Tetapi kemudian mereka mencetak gol lagi melalui tendangan bebas yang fantastis hasil karya kapten skuad Turki, Burak Yilmaz.
Begitu pula Pelatih Belanda Frank de Boer, seperti dilansir UEFA.com diatas berkata:“Ketika Anda bermain melawan tim yang duduk di belakang dengan bertahan. Sepertinya Anda tidak waspada atau cukup agresif, tetapi bukan itu masalahnya."
"Sulit untuk menemukan jalan keluarnya, dan kami terus-menerus mencarinya, meskipun kami bisa saja mengganti permainan dari sayap ke sayap lebih cepat.”
Frank de Boer memang tidak mampu menemukan jalan untuk membongkar pertahanan Turki yang kokoh.
Belanda seperti kehilangan akal, kehilangan keseimbangan dan kerepotan sendiri menerima serangan balik Turki.