Perjalanan ke langit menuju SinggasanaNya sudah dirintis Kanjeng Nabi, Rasul Allah. Perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa adalah filsofofi hubungan horizontal sesama hamba.Â
Perjalanan dari Al Aqsa menuju langit ke tujuh bahkan tembus ke Sidratul Muntaha, tempat KeberadaanNya Yang Maha Tinggi. Itu adalah arti sebuah teladan hubungan vertikal yang diberikan sebagai mukjizat dari Allah untuk Nabi PilihanNya.Â
Jarak dari Mekkah ke Baitul Maqdis adalah jarak yang menjadi saksi hadirnya agama-agama Samawi di sana. Perjalanan yang ditempuh malam itu adalah Isra Rasul Allah, Muhammad SAW.Â
Malam itu juga Kanjeng Nabi melakukan Miraj bersama Jibril yang setia menemaninya untuk menghadap Sang Maha Kuasa. Momen ini adalah inti dari hikmah perjumpaan hamba PilihanNya dan membawa metode inti pengabdian yaitu Sholat.Â
Isra dan Miraj adalah momen besar umat manusia untuk memahami dua hubungan yang sama-sama pentingnya yaitu hubungan antara hamba Allah dan hubungan antara hamba dengan Allah.Â
Sholat adalah inti dari Isra Miraj yang harus dipahami dengan penuh melalui nilai iman yang tinggi. Sholat adalah sarana yang diberikan Allah untuk hamba-hambaNya agar bisa berhubungan langsung dengan Nya. Dengan Sholat setiap hamba bisa bermiraj dan berdialog dengan Allah.Â
Simak, ketika hamba berkata, dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala Puja dan puji hanya untuk Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Allahlah Penguasa Mutlak di Hari Kemudian.Â
Kepada Allah hamba menyembah dan kepada Allah pula hamba memohon pertolongan. Tunjukkanlah hamba ke jalan yang benar. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka. Bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.Â
Dialog mesra bersama Allah yang dilakukan hamba di setiap rakaat sholat setiap hari sebanyak tujuh belas kali. Sungguh indah dialog tersebut sangat mendamaikan hati.Â
Sholat adalah Miraj-nya seorang hamba untuk menemui Tuhannya. Sejak dirintis Nabi Muhammad SAW, maka perjalanan ke langit menuju Sidratul Muntaha bisa dilakukan hamba-hambaNya setiap hari sebanyak lima waktu. Â Maha Suci Allah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H