Dalam laga tersebut Liverpool membuat kesalahan di momen yang salah dan skuad The Reds harus dihukum.Â
City adalah tim yang sangat bagus, terutama di lini depan, dan mereka menghukum Liverpoo pada saat melakukan blunder yang fatal. Â
Mohamed Salah berhasil mengonversi tendangan penalti untuk menyamakan kedudukan 1-1. Gol ini membalas gol pembuka dari gelandang City, Ilkay Gundogan.
Tetapi City memanfaatkan kesalahan pertahanan untuk mencetak dua gol dalam waktu tiga menit melalui Gundogan dan Raheem Sterling, sebelum Phil Foden menambahkan gol keempat pasukan Pep Guardiola ini.
Begitulah gambaran tragis yang terjadi di Anfield, kandang The Reds. Satu kekalahan yang melengkapi dua kekalahan lainnya dalam kompetisi musim ini.
Dari catatan Twitter.com/OptaJoe (8/2/21), Liverpool adalah tim pertama yang kalah dalam tiga pertandingan liga kandang secara berturut-turut pada musim berikutnya setelah memenangkan kompetisi sejak Chelsea melakukannya hampir 65 tahun lalu, pada Maret 1956.
Setelah 23 pertandingan musim ini, Liverpool mengumpulkan 40 poin. Mereka  memiliki 27 poin lebih sedikit daripada yang mereka lakukan pada tahap yang sama musim lalu yaitu 67 poin.
Hal tersebut merupakan jumlah penurunan poin terbesar yang dicapai oleh juara bertahan pada tahap kampanye ini dalam sejarah papan atas Premier League. Maka wajar jika Klopp harus merubah target dalam pencapaian pada akhir kompetisi ini.Â
Bos Liverpool Jurgen Klopp mencoba untuk realistis menyikap kekalahan ini. Kepada situs resmi klub, Liverpoolfc.com (8/2/21) Klopp mengatakan:
"Penampilannya bagus sepanjang waktu. Sungguh, sangat bagus, pada level yang tinggi. Jika kami bermain lebih sering seperti malam ini, kami tidak akan tertinggal 10 poin di belakang City."
"Hanya gol-gol itu lahir dari kesalahan yang tidak perlu. Melawan setiap tim itu adalah masalah dan melawan City itu kesalhan kecil saja bisa mematikan. Dan itulah mengapa kami kalah."