Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jose Mourinho Semakin Merana, Penalti Membawa Petaka di Derby London

5 Februari 2021   05:49 Diperbarui: 5 Februari 2021   09:24 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelanggaran Eric Dier kepada Timo Werner yang membuat hukuman penalti bagi Tottenham (Foto Skysports) 

Tottenham Hotspur menjamu klub sesama London, The Blues Chelsea, Jumat (5/2/21) dini hari WIB di Tottenhamhotspur Stadium. Tuan rumah harus mengakui keunggulan tamu mereka dengan gol tunggal dari titik penalti. Jose Mourinho harus angkat topi untuk Thomas Tuchel. 

BACA JUGA : Arti Kemenangan Perdana Tuchel di Stamford Bridge

Mourinho dan Tuchel adalah dua manajer yang sedang mengupayakan kembali keterpurukan klub yang mereka asuh untuk naik ke papan atas. 

Paling tidak kemenangan ini membawanya ke posisi 6 besar. Tottenham dan Chelsea sebelum laga derby London ini sama-sama memiliki 33 poin. 

Penalti di babak pertama oleh Jorginho membuat Chelsea mengalahkan Tottenham 1-0 saat Thomas Tuchel memenangkan pertandingan pertamanya sebagai ajang di laga tandang bersama the Blues. 

Pengatur serangan Italia itu melakukan konversi menjadi gol dari titik penalti setelah 24 menit laga berlangsung. 

Hukuman penalti terjadi menyusul pelanggaran oleh Eric Dier menjatuhkan Timo Werner pada area terlarang. Gol ini merupakan momen yang sangat menentukan dalam pertandingan tersebut. 

Gol pembuka Jorginho untuk Chelsea tersebut adalah golnya yang ke-10 di Liga Premier. Delapan gol di antaranya berasal dari penalti, merupakan pencapaian tertinggi dari titik penalti bagi pemain mana pun yang mencetak setidaknya 10 kali dalam kompetisi ini.

Dengan kemenangan ini Chelsea melompat ke peringkat 6 dengan 36 poin melewati Everton di posisi ke-7 dengan poin yang sama namun kalah selisih gol dari Chelsea. 

Sementara Tottenham masih tetap tidak beranjak berada di posisi ke-8 dengan 33 poin. Ini akan jadi tantangan bagi Jose Mourinho. 

Hasil positif bagi seorang Thomas Tuchel dalam karir pertamanya di Premier League dengan kemenangan untuk tim asuhannya, Chelsea. 

Laga ini juga menjadi catatannya sebagai manajer Chelsea pertama yang menjaga clean sheet dalam tiga pertandingan pertamanya sejak Jose Mourinho melakukannya pada Agustus 2004. 

Tuchel menurunkan pemain sebagai starter untuk skuad Chelsea memulai dengan Marcos Alonso dan Timo Werner dalam formasi 3-4-3. 

Komposisi starter saat N'Golo Kante absen dalam pertandingan tandang pertama Thomas Tuchel sebagai pelatih. Kali ini Werner kembali berposisi sebagai striker murni yang diapit dua syap, Mount dan Hudson Odoi. 

Sementara itu bagi seorang Mourinho, kekalahan derby London ini semakin memperburuk catatannya ketika tim asuhannya melawan mantan bekas klub asuhannya, Chelsea. 

Manajer Tottenham, Jose Mourinho belum pernah memenangkan satupun laga melawan mereka. Satu keadaan yang sangat ironi. 

Dari tujuh pertemuan terakhirnya dengan Chelsea di semua kompetisi, Tottenham kalah dalam 4 laga dan 3 laga bermain seri. 

Ini adalah rekor tanpa kemenangan terlama melawan lawan dalam karir manajerialnya, setelah tujuh pertandingan melawan Barcelona antara April 2011 -Januari 2012. 

Menarik dengan pernyataan Mourinho usai laga ini seperti dilansir Premierleague.com (5/2/21) : "Jika Anda ingin bersikap pragmatis, satu penalti, satu gol, 1-0. Ketika sebuah tim berada dalam pertandingan yang sulit melawan Chelsea, Anda mengakui penalti itu dan terpengaruh olehnya." 

"Pada akhir babak pertama saya melihat tim yang sedang berjuang tetapi itu benar-benar sebaliknya di babak kedua. Semangat di babak kedua tidak tersentuh. Kami tidak suka bentuknya tetapi cara kami menyelesaikan permainan memberi saya perasaan positif." 

Pernyataan menghibur diri sendiri boleh juga bagi dirinya. Sebagai orang yang selalu bersepakbola pragmatis, pernyataan Mourinho itu seakan ditujukan kepada dirinya sendiri. Sepakbola cukup hanya dengan 1-0 yang penting menang dengan cara apapun. 

Dalam laga malam itu seperti biasa formasi 4-2-3-1 diterapkan oleh Tottenham. Mourinho memberi Carlos Vinicius penampilan pertamanya sebagai starter di Liga Premier untuk derby London melawan Chelsea. 

Vinicius sebelumnya hanya tampil sebagai pemain pengganti sejak dipinjamkan pada Oktober dari Benfica. 

Tetapi dengan absennya Harry Kane, dia turun sejak awal. Dalam laga ini Spurs kembali menggunakan dengan skema empat bek yang menjadi penopang lini belakang. 

Pemain asal Brasil bermain cukup baik bahkan pada akhir pertandingan hampir saja dirinya menyamakan kedudukan. 

Serge Aurier mengirim umpan indah dari kanan, dan Vinicius berada di tiang belakang, tapi dia hanya bisa mengarahkan sundulannya melebar.  

Satu gol penalti yang menyakitkan bagi kubu Tottenham. Namun itulah sepakbola yang harus dinikmati pada saat momen apapun, kalah menang atau draw. Selamat untuk pemenang derby London, The Blues Chelsea. 

Salam bola @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun