Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool Kalah Penalti Hanya 7 Menit Sebelum Akhir dan Catatan Sejarah Anfield

22 Januari 2021   05:50 Diperbarui: 22 Januari 2021   19:25 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Ashley Barnes pencetak gol tunggal ke gawang Liverpool (Foto Skysports.com) 

Kekalahan kandang pertama Liverpool di Premier League sejak April 2017 memberi catatan sejarah bagi Anfield. Sang juara tak berdaya dalam mencetak gol, tidak percaya diri dan kehabisan gagasan. Liverpool kalah 0-1 dari tamu mereka, Burnley, Jumat (22/1/21) dini hari WIB. 

BACA JUGA : Mohamed Salah Mulai Marah Dituduh Tidak Betah di Anfield

Laga malam itu juga merupakan perjalanan tanpa gol Liverpool yang sudah berlangsung hingga empat pertandingan. 

Merupakan catatan untuk pertama kalinya dalam 21 tahun, mereka tidak pernah menang dalam lima pertandingan berturut-turut. 

Bermain imbang lawan West Bromwich Albion, Newcastle dan Manchetser United dan kalah dari Southampton dan Burnley. 

Dalam lima laga tersebut para penyerang Liverpool hanya mampu mencetak satu gol. Sungguh merupakan kebuntuan yang sempurna. 

Burnley mengakhiri rangkaian 68 pertandingan kandang Liverpool tanpa kekalahan. 

Saat itu home run terlama ke-2 dalam sejarah Liga Inggris yaitu selama 3 tahun dan 273 hari sejak kemenangan 2-1 Crystal Palace pada April 2017. 

Ini adalah kemenangan Liga pertama Burnley di Anfield sejak 1974 (Premierleague.com 22/1/21). 

Terlepas dari gol tendangan penalti Burnley yang dicetak oleh Ashley Barnes yang masih diperdebatkan, namun Liverpool juga tidak memiliki terobosan penyerangan yang efektif ke gawang Burnley. 

Selain itu, faktor penampilan Nick Pope yang cemerlang juga salah satu sebab dari para penyerang Liverpool gagal mencetak gol. 

Dari catatan Opta dalam lamannya, Twitter.com/OptaJoe (22/1/21), sejak awal musim lalu, tidak ada penjaga gawang yang melakukan lebih banyak penyelamatan melawan satu lawan di Liga Premier selain dari pemain Burnley Nick Pope. 

Kiper ini telah melakukan 14 penyelamatan dalam dua pertandingan terakhirnya di Anfield, termasuk enam penyelamatan malam ini.

Nick Pope, kiper Burnley asal England ini layak mendapatkan predikat Man of the match. Dia mampu mementahkan 27 peluang tembakan dengan 6 tendangan para penyerang Liverpool yang tepat sasaran ke gawangnya. Ini juga pencapaian gawangnya tidak kebobolan yang ke tujuh laga. 

Dengan kekalahan ini Liverpool tetap tidak beranjak dari posisi ke-4 dengan jumlah poin yang tidak berubah, 34 poin. 

Sebenarnya andai The Reds menang juga tetap di posisi tersebut karena jumlah poinnya tidak bisa melampaui yang dimiliki oleh Leicester dan Manchester City. 

Hingga matchweek ke-19 ini Manchester United masih kokoh di peringkat pertama dengan 40 poin selisih 6 poin dari Liverpool (34 poin) dan selisih dua poin masing-masing dari City (38 poin) dan Leicester (38 poin).  Tottenham Hotspur diperingkat 5 dengan 33 poin. 

Klasemen sementara 10 besar Premier League (Foto Skysports.com)
Klasemen sementara 10 besar Premier League (Foto Skysports.com)

Agenda selanjutnya dari tim asuhan Juergen Klopp ini akan bertamu ke markas Tottenham Hotspur di London, Jumat (29/1/21) dini hari WIB. 

Laga ini menjadi penentuan bagi The Reds apakah mampu bertahan di posisi 4 atau akan digeser oleh Spurs yang hanya selisih 1 poin saja. 

Liverpool melakukan tiga perubahan dalam starting eleven mereka. Juergen Klopp menurunkan Joel Matip, Divock Origi dan Alex Oxlade-Chamberlain menggantikan Mohamed Salah dan Roberto Firmino yang turun ke bangku cadangan. 

Sementara Jordan Henderson benar-benar keluar dari skuad pertandingan. Salah dan Firmino baru masuk pada menit ke-60. Satu pemain lagi, Minamino masuk usai gol terjadi di gawang Alisson.

Sementara Burnley membuat dua perubahan. Charlie Taylor dan Dwight McNeil kembali menjadi starter, menggantikan Erik Pieters dan Johann Berg Gudmundsson, yang berada di antara pemain pengganti.

Formasi 4-4-2 mereka sangat efektif menjaga penuh disiplin area pertahanan dari permainan Liverpool yang menyerang total. 

Mereka lebih banyak melakukan zona marking di kotak 16 meter area pertahanan mereka. Strategi ini berhasil meredam setiap tembakan para penyerang Liverpool. 

Juergen Klopp memberikan penilaian dengan jujur usai kekalahan ini seperi dirilis oleh situs resmi klub, Liverpoolfc.com (22/1/21). "Saya pikir masalah kita adalah pengambilan keputusan saat ini dan keputusan didasarkan pada informasi yang saya berikan dengan jelas." 

"Suasana hati Anda saat ini, jadi seberapa yakin Anda melakukannya di ruang yang sangat kecil dan hal-hal seperti ini. Itu sebabnya saya mengatakan apa yang saya katakan. Itulah alasan mengapa kami tidak mencetak gol pada momen-momen ini." 

Kalimat bersayap yang bisa berarti kegagalan yang panjang dalam mencetak gol oleh para penyerang Liverpool. 

Mereka benar-benar buntu dan miskin kreativitas dalam mencetak gol. Pengambilan keputusan yang tepat di depan gawang adalah kata kunci para striker ulung. 

Selamat untuk Burnley yang berhasil meraih 3 poin penuh dan naik ke peringkat 16 semakin menjauhi zona degradasi. 

Sementara bagi Juergen Klopp dan skuadnya, begitu banyak pekerjaan rumah yang harus mereka evaluasi dengan tuntas. 

Salam bola @hensa  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun