Ole Gunnar Solskjaer nasibnya ditentukan oleh laga Manchester United melawan tuan rumah Everton di Goodison Park. Laga yang tidak mudah bagi Setan Merah.Â
Solskjaer benar-benar berada di ujung tanduk. Saat ini nasibnya sebagai manajer Manchester United terancam dicopot.
Dua kekalahan terakhir Setan Merah merupakan alasan yang masuk akal bagi manajemen untuk mengakhiri kerja samanya dengan Solskjaer. Â
Kekalahan 0-1 dari Arsenal di Old Trafford awal bulan ini dan 1-2 dari Istanbul Basksehir di Liga Champions grup H. Situasi tersebut semakin memperburuk posisi pelatih asal Norwegia tersebut.
Hasil buruk pada dua laga terakhir ini seakan menghapus pencapaian yang sudah dialami skuad Setan Merah. Terutama dua kemenangan gemilang di fase grup H yaitu 2-1 atas Paris Saint Germain dan menang 5-0 atas RB Leipzig.
Dua tim tersebut adalah tim kuat sebagai pesaing utama United di grup H. Pada kompetisi tahun lalu PSG adalah finalis Liga Champions dan RB Leipzig adalah semi finalis.
Sebenarnya dalam klasemen sementara Liga Champions, United masih memimpin dengan 6 poin, selisih 3 poin dari dua pesaing mereka, PSG dan RB Leipzig. Masih cukup aman posisi ini karena hanya membutuhkan minimal 4 poin tambahan dari 3 laga sisa, mereka sudah lolos dari fase grup.
Mungkin bagi manajemen jika terjadi pemecatan Solskjaer, maka itu disebabkan oleh performa tim yang buruk dalam ajang Premier League. Saat ini United masih berada di posisi 15 dengan 7 poin. Dari 6 laga hanya menang dua laga yaitu 4-1 atas New Castle, 3-2 atas Brighton dan bermain 0-0 dengan Chelsea.
Tiga laga lainnya mengalami hasil buruk dibantai 1-6 oleh Spurs, 1-3 oleh Crystal Palace dan 0-1 oleh Arsenal. Semua pembantaian terjadi di Old Trafford. Performa buruk dalam permainan di 3 kekalahan ini yang menjadi sorotan terutama lini belakang yang sangat rapuh.
Kekalahan-kekalahan tersebut dipicu oleh buruknya lini pertahanan The Red Devils. Harry Maguire, bek termahal di Liga Inggris masih belum banyak berbuat banyak. Maguire dinilai tidak memiliki kemampuan menjadi leader di lini belakang.
Bek tengah lainnya, Victor Lindelof yang asal Swedia, bermain tidak konsisten. Masih sering melakukan blunder yang tidak perlu. Begitu pula Phil Jones masih belum mencapai performa terbaiknya.
Saat ini yang paling banyak disorot adalah Harry Maguire. Selain dirinya adalah bek tengah termahal, dia juga sosok senior yang seharusnya memiliki kemampuan sebagai pemimpin bagi tim.
Legenda Setan Merah, Roy Keane yang juga mantan Kapten Red Devils, kerap mengkritik habis Harry Maguire yang miskin kepemimpinan. Bahkan beberapa kali dirinya melakukan kesalahan elementer di area penalti yang membuahkan gol bagi lawan.
Buruknya lini pertahanan United ketika mereka kalah 1-2 dari Istanbul Basksehir di Liga Champions grup H, Solskjaer menyebutkan bahwa lini belakang United tidak bisa termaafkan.
Pada hari Sabtu (7/11/20) pukul 19.30 WIB di Goodison Park, United berhadapan dengan tuan rumah Everton. Laga ini dinilai sebagai pertaruhan yang sangat penting bagi Solskjaer. Jika kalah lagi dalam laga akhir pekan ini, maka nasibnya semakin kritis.
Apalagi beberapa media di Eropa banyak memberitakan bahwa manajemen Manchester United tengah menjajaki pendekatan kepada Mauricio Pochettino. Sosok ini yang paling tepat dipilih oleh manajemen sebagai pengganti Solskjaer jika pemecatan itu terjadi.
Mauricio Pochettino, mantan bek timnas Argentina itu memiliki pengalaman yang luas di Premier League. Dia pernah menangani Southampton dan Tottenham Hotspur sehingga panasnya Liga Inggris bukan hal yang baru baginya. Pochettino dipecat Tottenham pada 2019 dan digantikan Jose Mourinho.
Ole Gunnar Solskjaer nasibnya ditentukan oleh laga Manchester United melawan tuan rumah Everton di Goodison Park. Laga yang tidak mudah bagi Setan Merah.
Salam hangat dan sehat selalu @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H