Heboh pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang mendukung apa yang sudah diperbuat Charlie Hebdo tentang karikatur Nabi Muhammad, masih terus bergulir.
Turkey, Afganistan, Malaysia dan Negara-negara Islam di Timur Tengah mengecam pernyataan Macron. Termasuk Indonesia, resmi mengecam pernyataan Macron yang sudah menyinggung 2 Miliar muslim di Dunia.
"Indonesia mengecam pernyataan Presiden Prancis yang tidak menghormati Islam dan komunitas Muslim di seluruh dunia."Â
"Pernyataan itu menyinggung lebih dari 2 miliar Muslim di seluruh dunia dan memicu perpecahan berbagai agama di dunia," demikian pernyataan Kemlu, seperti dilansir CNNIndonesia.com (30/10/20).
Macron membela Charlie Hebdo atas nama kebebasan berpendapat yang dijamin Undang-undang. Alasan yang seolah merupakan pembenaran pada perlakuan majalah satir tersebut untuk melakukan penghinaan kepada symbol agama.
Charlie Hebdo pertama kali didirikan oleh Francois Cavanna pada tahun 1970. Sempat berhenti beroperasi pada Desember 1981 namun pada tahun 1992, Charlie Hebdo kembali beroperasi. Menerbitkan publikasi pertamanya yang berhasil terjual 100 ribu eksemplar.
Charlie Hebdo dikenal sebagai majalah yang menampilkan laporan jurnalistik dalam bentuk karikatur serta lelucon satir.Â
Isi majalah ini banyak mengkritik sayap kanan, termasuk politik, budaya, dan beberapa agama seperti Katolik, Yudaisme, dan Islam.
Keberadaan majalah satir ini yang beberapa kali membuat karikatur pelecehan terhadap Nabi Muhammad sejak tahun 2006 ini, seakan sengaja hanya sekedar menghina salah satu agama.
Pembiaran ini justru sangat merugikan Pemerintah Perancis. Penduduk mereka saling bunuh hanya karena perbedaan persepsi akibat unggahan oleh Charlie Hebdo.Â
Mereka diadu domba dengan memanfaatkan sentiment keagamaan. Tidak ada rasa saling hormat kepada agama yang diyakini oleh warga Perancis satu sama lain.
Hal yang sangat menggelikan ternyata hal tersebut berlandaskan kebebasan berpendapat yang dijamin Undang-undang mereka.Â
Sejatinya kebebasan berekspresi seharusnya tidak menodai kehormatan, kesucian, dan simbol agama masing-masing. Simbol-simbol agama merupakan hal yang sangat sakral bagi para penganutnya.
Sikap pembelaan Presiden Macron jadi kontra produktif bagi penduduk Perancis sendiri. Dia seakan menyudutkan Islam dan menyamakan agama ini sebagai agama teroris.Â
Macron berbicara langsung sebagai sebuah tuduhan bahwa Islam adalah teroris. Penduduk Perancis yang beragama Islam tentu saja merasa tersinggung.
Ini adalah sikap para penganut Islamofobia yang nyaman menyimpan kebencian, dendam dan intoleransi dalam hati mereka seumur hidup.Â
Sikap yang tidak mengedepankan kemanusian dan peradaban luhur dalam persaudaraan berdasarkan kasih sayang seperti dicontohkan Allah.
Heboh karikatur Nabi Muhammad SAW ini justru terjadi pada bulan kelahiran Beliau yaitu bulan Rabiulawal.Â
Muhammad adalah sosok yang sangat lembut, ramah, selalu mengedepankan kepentingan kemanusiaan. Sangat mengasihi dan menyayangi siapa saja termasuk umat Kristiani dan Yahudi.
Sebuah riwayat yang sangat berkesan bagi umat, adalah ketika Beliau selalu menyempatkan memberi makan seorang Yahudi yang buta setiap pagi.
Padahal orang Yahudi tersebut selalu melakukan provokasi untuk penduduk Madinah.Â
Dia sering berteriak di tengah khlayak bahwa Muhammad adalah seorang Penipu dan Pendusta dengan semua ajarannya.Â
Hingga mengatakan bahwa Muhammad adalah orang gila sambil mengajak penduduk Madinah untuk tidak ikut ajarannya.
Kendati demikian, Rasulullah tetap setia memberi makan setiap pagi orang Yahudi buta tersebut. Sampai pada suatu hari orang Yahudi tersebut merasa kehilangan karena pagi itu yang memberi makan adalah Abu Bakar, salah satu sahabat Nabi.
"Siapakah Anda?" Tanya orang Yahudi. Sahabat Abu Bakar menjawab bahwa dirinya bukan orang yang biasa memberinya makan setiap pagi.
"Pantas. Karena orang yang biasa itu kalau menyuapiku penuh dengan sentuhan cinta. Aku merasakan kasih sayang yang tulus saat memberiku makan setiap pagi." Kata orang Yahudi yang buta itu.
"Kamu tahu siapa orang yang setiap pagi meberimu makanan?" Tanya Abu Bakar. Orang Yahudi itu menggelengkan kepala.
"Dia adalah Muhammad yang sering kamu hina dan kamu ejek setiap hari."
Mendengar penjelasan Abu Bakar, orang Yahudi buta itu terhenyak kaget. Dia sangat terkesan dengan kebesaran hati Muhammad. Orang Yahudi itu sangat terharu dan benar-benar rindu ingin menemui Muhammad.
Sosok pribadi sangat mulia yang selalu mengedepankan kasih sayang. Kebencian tidak dibalas dengan kebencian tapi dibalas dengan kasih sayang.
Sosok Muhammad sudah mengajarkan tentang kasih sayang kepada sesama manusia. Karikatur Charlie Hebdo yang melecehkan Muhammad menjadi sebuah kontradiktif. Sudah jelas bahwa Charlie Hebdo sudah melecehkan sosok Muhammad.
Tapi nanti dulu jangan-jangan kita juga tanpa sadar melecehkan Beliau yaitu dengan berpura-pura menjadi pengikutnya.
Sementara semua ajarannya tidak satupun pernah kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Itu juga sikap yang melecehkan semua ajaran Beliau.Â
Salah satu ahlak luhur Beliau adalah kebencian tidak perlu dibalas dengan kebencian. Tapi dibalas dengan kasih sayang. Mungkin ajaran luhur ini yang sering kita langgar.
Salam hangat dan sehat selalu @hensa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI