Dalam dua laga mereka melawan Bulgaria dan Kroasia, skuad Shin Tae Yong kewalahan mengimbangi postur mereka yang lebih besar. Para pemain Garuda Muda sering kalah dalam duel satu lawan satu.
Kalah 0-3 dari Bulgaria dan 1-7 dari Kroasia menjadi sesuatu hal yang wajar. Hasil ini membuka mata Shin Tae Yong untuk melakukan evaluasi lengkap.Â
Fokus penguatan power body dengan berlatih beban untuk menunjang postur tubuh pemain agar lebih kuat dalam duel.
Sementara stamina dan ketahanan semakin meningkat. Mereka mampu bermain selama 90 menit tanpa kelelahan.Â
Menekan saat kehilangan bola dan menyerang dengan kecepatan transisi yang cukup ideal. Stamina dan kebugaran Garuda Muda sangat prima.
Bukti kemajuan mereka adalah mampu menahan draw 1-1 Arab Saudi, bahkan menang 2-1 atas Qatar dan 1-1 dalam laga ulang mereka. Kedua tim adalah tim papan atas asal Asia Barat yang menjadi langganan di Piala Asia U-19.
Demikian pula kemenangan atas Makedonia Utara dengan skor menyolok 4-1 adalah pencapaian yang sangat menjanjikan. Walaupun dalam laga ulang Garuda Muda ditahan imbang tanpa gol.
Laga terakhir ini adalah gambaran kemajuan mereka dalam menghadapi tim Eropa yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dan kekar. Skuad Garuda Muda akhirnya mampu mengimbanginya.
Lalu apakah kita sudah puas melihat apa yang sudah dicapai oleh Garuda Muda? Jawabannya belum puas karena masih banyak kekurangan yang semakin terlihat nyata di lapangan.
Shin Tae Yong sendiri walaupun menyambut gembira dengan perkembangan positif anak asuhnya, namun dirinya masih ingin melakukan pembenahan lebih jauh.
Ada yang menarik dengan pernyataannya ketika tim asuhannya menghancurkan Makedonia Utara 4-1.