"Aku sedang merasakan dukanya Listya!" Kata Kinanti.
"Duka Listya adalah duka kita juga."
"Aku teringat Listya sering mencurahkan isi hatinya tentang hambarnya sebuah pernikahan." Kinanti bergumam.
"Kinanti, biarlah Listya mendapatkan keikhlasan dengan takdirnya. Kita hanya bisa berdoa agar Listya selalu mendapat kekuatan dari Allah."
"Ya. Semoga!"
Sesampainya di rumah duka, kami menemui Listya dan menyampaikan rasa duka yang mendalam.
Rizal Anugerah setelah seminggu mengalami koma akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Semoga ini jalan terbaik untuknya setelah mengalami penderitaan yang panjang. Demikian pula untuk Listya semoga ketabahan selalu ada dalam hatinya.
"Listya tabahkan hati ya ikhlaskan Mas Rizal. Ini adalah jalan yang terbaik dari Allah!" Kataku menghibur.
"Terima kasih pak Alan!" kata Listya disela isak tangisnya. Kemudian Listya menghampiri Kinanti. "Bu Kinan!" Listya menangis dipelukkan Kinanti.
Aku hanya bisa memandang dua wanita cantik ini berpelukan. Mereka adalah dua wanita berbeda usia.
Keduanya sangat dekat dengan hatiku. Keduanya adalah orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku.