Lionel Messi harus mengambil risiko larangan FIFA jika dia tetap meninggalkan Barcelona tanpa menyelesaikan perselisihan kontraknya.Â
Sejak kekalahan memalukan Barcelona 2-8 dari Bayern Munich sudah ramai pembicaraan kemungkinan Lionel Messi meninggalkan Barcelona.
Bagi Messi kekalahan itu seakan aib yang sangat menyedihkan dalam karirnya di Barcelona. Beban di pundaknya semakin berat harus dipikulnya sendirian karena semua orang pasti akan memandang kepadanya.
Pergantian pelatih dalam skuad Blaugrana menjadi hal yang lumrah dan saat ini Ronald Koeman sudah resmi menggantikan pelatih gagal, Quique Setien.
BACA JUGA : Antonio Conte dan Lionel Messi Berjodoh?
Kehadiran Koeman membawa pembaruan besar-besaran di tubuh Barcelona. Sejumlah pemain seperti Luis Suarez, Arturo Vidal, Ivan Rakitic dan Samuel Umtiti menjadi pemain yang akan dilepas pada bursa transfer musim panas ini.
Koeman juga sudah membicarakan tentang rencana untuk skuad musim depan dengan Messi. Pelatih asal Belanda ini masih mau menerima Messi dalam skuadnya tetapi tidak akan diberikan keistimewaan seperti selama ini Messi dapatkan. Â
Saat ini bagi Messi suasana di klub yang membesarkannya sudah dirasakan tidak lagi nyaman. Dia tidak mau dipaksakan bermain dalam kondisi klub yang tidak harmonis.
Saat ini dalam diri Messi ada perasaan trauma seperti yang pernah dirasakannya saat bermain di timnas Argentina yang belum mampu mempersembahkan sebuah gelar.
Perasaan trauma inilah yang membuat Lionel Messi akhirnya memutuskan hengkang dari Barcelona. Messi telah mengajukan resmi kepada manajemen pernyataan permintaan transfer dari Nou Camp pada bursa musim panas ini. Â
Kendati demikian dalam beberapa hari terakhir ini masih terjadi selisih pendapat diantara Messi dan manajemen Barcelona.
Messi menginginkan bebas transfer namun Barcelona masih berpegang pada klausul pelepasan 700 juta euro yang mengikat Messi selama ini.
Ternyata Messi juga punya patokan bahwa ia punya klausul bebas kontrak yang bisa membuatnya pergi bebas transfer pada Juni 2020.
Menanggapi hal tersebut pihak manajemen menganggap bahwa klausul bebas transfer tersebut sudah kadaluarsa sedangkan Messi menilai klausul tersebut tetap berlaku lantaran pandemi corona membuat kompetisi diundur.
Pada kondisi waktu yang normal bukan masa pandemic seperti saat ini, Juni adalah momen ketika seluruh kompetisi sudah berakhir.
Jika situasi seperti ini tidak ada titik temu yang jelas maka Barcelona justru bakal memperburuk keadaan. Ketika mereka bersikukuh tetap menginginkan uang dari kepergian Messi.
Lionel Messi harus mengambil risiko larangan FIFA jika dia tetap meninggalkan Barcelona tanpa menyelesaikan perselisihan kontraknya.Â
Nick De Marco QC, mewakili Badan Pengatur Olahraga, Pemain, Klub dan Agen sejak 2002, seperti dilansir Skysports.com (26/8/20) mengatakan:Â
"Ada argumen hukum di kedua sisi tetapi menurut pengalaman saya, dalam sembilan puluh lima persen dari jenis kasus ini, Anda menemukan solusi komersial."
"Hal terakhir yang diinginkan Barcelona adalah pemain yang tidak berkomitmen penuh dan menarik gaji tersebut. Ini tidak hanya buruk baginya, tapi juga buruk untuk seluruh ruang ganti."
"Hal terakhir yang diinginkan pemain seperti Messi apakah hanya duduk di sana dan menerima uang tanpa bermain? Untuk pemain dengan tingkat jenius seperti Messi, dia ingin sukses berkarir. Jadi hanya kepentingan kedua belah pihak untuk menyelesaikannya. dan mencapai kompromi yang masuk akal. "
Demikian kata De Marco yang tidak mewakili Messi atau Barcelona, dan juga tidak memiliki visibilitas atas kontrak mereka, yakin bahwa "solusi komersial" kemungkinan akan dijadikan jalan keluarnya.
Benar memang jalan tengahnya adalah solusi komersil. Barcelona tidak mau dirugikan dengan kepergian Messi bebas transfer.
Namun dibalik gertakan Messi menggunakan klausulnya tersembunyi cara cerdas agar harga transfernya tidak terlalu tinggi yang bisa memberatkan pihak klub yang akan mengontraknya.
Kabar terakhir dari Foot-espana.net (26/8/20) menyebutkan saat ini Messi dikaitkan dengan klub yang berminat yaitu Inter dan Manchester City. Namun City lebih berpeluang mendapatkannya ketika diketahui bahwa Messi kerap berkomunikasi dengan Pep Guardiola.
Kubu Barcelona senidiri tidak menginginkan Messi pergi reuni dengan Guardiola, maka Barcelona melakukan negosiasi dengan Manchester United.
Bagaimana akhir dari drama keprgian Messi dari Blaugrana ini? Mari kita nikmati saja episodenya hari demi hari.
Salam hangat dan sehat selalu @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H