"Oh iya. Bagaimana dia kabarnya, dimana sekarang tinggalnya, anaknya sudah berapa?" Tanyaku bertubi-tubi.
Diana kembali tertawa mendengar pertanyaan beruntunku yang heboh itu.Â
"Sabar pertanyaannya satu-satu," Kata Diana kalem sambil tertawa.Â
"Saat itu Intan juga sempat tanya kamu. Aku bilang Hensa sekarang tinggal di Jawa Timur. Sudah punya dua putra. Intan juga bilang ingin ketemu kamu," kata Diana.
Mendengar ini aku merasakan rasa haru berarti Intan masih ingat padaku.Â
"Kukira dia sudah lupa padaku," kataku bergumam.
"Hensa mana mungkin dia melupakanmu. Kamu kan cowok pertama yang berani mengutarakan cinta padanya." Suara Diana menegaskan bahwa Intan tidak mungkin melupakanku.
"Ya tapi sampai sekarang Intan belum pernah mengucapkan balasan apapun terhadap perasaanku sampai akhirnya kami berpisah untuk melanjutkan studi masing-masing," kataku dengan nada pasrah.
Diana sebagai teman dekat Intan pasti tahu betul rahasia perasaan Intan dan semua yang menyangkut aku dan Intan.Â
"Hensa tahu tidak sampai saat ini Intan belum menikah," suara Dina memecahkan suasana. Aku sangat terkejut mendengar berita ini.
"Diana, kenapa Intan belum menikah?"