Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ternyata Julian Nagelsmann Membela Guardiola Ketika City Kalah dari Lyon

18 Agustus 2020   14:30 Diperbarui: 18 Agustus 2020   14:44 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nagelsmann dan Guardiola (Foto Livescore.com)

Tersingkirnya Manchester City oleh Olympique Lyon diperempat final Liga Champions, masih hangat dibicarakan. 

City tersingkir dari perburuan Trofi Liga Champions pada hari Sabtu malam lalu. Mereka kalah 1-3 dari Lyon yang berhak melaju ke empat besar untuk bertemu dengan Bayern Munich. 

Pelatih RB Leipzig Julian Nagelsmann sempat mengemukakan pendapatnya bahwa kekalahan itu bukan karena salah taktik seperti yang diributkan para pengamat. 

Dia tidak percaya, pelatih sekaliber Pep Guardiola melakukan kesalahan dengan melakukan perubahan taktis pada timnya yang berujung kekalahan mengejutkan mereka dari Lyon.

Menurut Nagelsmann, bagaimanapun itu adalah momen individu, bukan taktik, yang akhirnya merugikan City. 

Sebenarnya gagasan itu pada dasarnya diterapkan tidak terlalu rumit. Nagelsmann juga sering berganti-ganti menggunakan tiga bek dan empat bek secara bergantian.

Bagi Kevin De Bruyne formasi 3-4-3 atau 4-3-3, bukan hal yang krusial. Mereka sudah sering dan familiar dengan kedua formasi itu. 

De Bruyne juga adalah wakil Guardiola yang mengimplementasikan taktikalnya di lapangan. 

"Pada akhirnya, ini adalah situasi individu. Menurut pendapat saya, terlalu mudah untuk selalu menyalahkan formasi untuk hal seperti itu. Jika City menang, semua orang akan mengatakan taktik kelas dunia. Sekarang dia mengejutkan semua orang." Demikian pendapat Nagelsmann seperti dilansir UEFA.com (16/8/20). 

Menurut Ngelsmann, itu terjadi karena akhirnya City kalah dengan taktik baru Guardiola tersebut. Andai City menang para pengamat pasti akan berkomentar lain. 

Karena kekalahan ini sehingga taktik Guardiola dianggap menjadi bumerang. Pelatih asal Spanyol inipun mendapat kritik karena mengubah sistem formasi timnya. 

Di kubu Lyon sendiri, pelatih Rudi Garcia mengklaim bahwa timnya berhasil memenangkan pertarungan taktis melawan Guardiola. Pengakuan itu sah-sah saja. 

Pendapat Nagelsmann itu benar. Karena sesungguhnya selain adu taktik yang cerdas, dalam laga Liga Champions faktor mental menjadi kunci utama, juga faktor kebugaran. Dan itu adalah faktor individu seperti dikatakan oleh Negelsmann. 

Pertandingan yang sudah masuk difase gugur, penyesuaian taktik sangat penting yang mungkin tidak perlu dilakukan di kompetisi liga domestik. 

Setiap pelatih harus berada di sana untuk menemukannya jalannya sendiri. Atau pada akhirnya dia harus merasa terasing bahkan dihadapan pemain asuhannya sendiri. 

Karena jika akhirnya kekalahan yang terjadi maka harus diterimanya dengan cerdas.

Kadangkala setiap taktik membutuhkan beberapa pemain yang mampu menjabarkannya di lapangan. Skuad Guardiola kurang apa? 

Di belakang ada Aymeric Laporte. Di tengah ada Kevin de Bruyne dan di depan ada Raheem Sterling dan Sergio Aguero. Mereka adalah satu kesatuan yang sangat mengerti maksud Sang Pelatih. 

Kevin de Bruyne yang baru saja dinobatkan sebagai gelandang terbaik Liga Primer adalah sosok gelandang dengan kualitas terbaik di Eropa.

Guardiola dan De Bruyne, pemain terbaik liga Inggris tahun 2019/2020 (Foto Mancity.com)
Guardiola dan De Bruyne, pemain terbaik liga Inggris tahun 2019/2020 (Foto Mancity.com)

Pep Guardiola memberikan apresiasi untuk Kevin De Bruyne setelah pemain Belgia itu dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Inggris Musim 2019/20. 

Pencapaian yang sangat membanggakan bagi skuad City sekaligus angin segar penyemanagat untuk menghadapi msim depan. 

Maka benar pendapat Nagelsmann bahwa ini adalah faktor individu dari setiap komponen dalam tim yang tidak dalam kondisi yang kuat. 

Guardiola harus kembali menemukan jati diri para pemain dalam skuadnya. Hal ini sangat penting untuk persiapan menghadapi musim kompetisi mendatang yang akan dimulai pada bulan September 2020. 

Manajemen juga harus segera mengambil keputusan yang tepat dalam kegiatan jendela transfer musim panas ini yang sudah dibuka sejak akhir Juli 2020 hingga awal Oktober 2020.    

Banyak yang harus dilakukan Guardiola dan tim pelatih. Selain pembenahan fisik, teknik juga pembenahan mental terutama akibat tersingkirnya di perempat final Liga Champions. 

Saatnya skuad City kembali move on dan sebaiknya Guardiola tidak perlu risau. Lihat Julian Nagelsmann saja membela dan membenarkan apa yang sudah dilakukan City. Selamat berbenah Manchester Biru. 

Salam hangat dan sehat selalu @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun