Saat menerima bola itu Cornet nyaris tanpa penjagaan Fernandinho yang terlambat bergerak.
Perubahan kedua adalah Kevin De Bruyne beroperasi di sisi sayap kanan sementara Sterling di kiri untuk mendukung striker Gabriel Jesus dalam formasi trio penyerang.
Kevin lebih cocok menjadi gelandang pengatur serangan di lini tengah. Dengan posisi sayap kanan, Kevin sering mentok berhadapan dengan bek sayap Lyon, Maxwel Cornet yang malam itu bermain cemerlang dengan mencetak satu gol.
Pada babak kedua Guardiola menyadari kekeliruan tersebut, Fernandinho diganti oleh Mahrez pada menit ke-56.Â
Pergantian ini mengembalikan fungsi De Bruyne kembali ke lini tengah dan Mahrez diposisi sayap kanan.
Dengan komposisi ini serangan City semakin gencar. Gol tampaknya hanya tinggal menunggu waktu saja. Paling tidak ada dua tendangan bebas yang berpeluang menjadi gol.
Akhirnya gol lahir dimenit ke-69. Gol De Bruyne itu bermula dari umpan terobosan lambung kepada Sterling yang dijaga ketat pemain belakang Lyon. Umpan tariknya langsung disambar De Bruyne menjadi gol.
City berada di atas angin dengan gol tersebut. Namun kembali lini tengah mereka abai dengan perebutan area. Rodrigo sudah kelelahan namun Guardiola masih membiarkan dia bermain.Â
Baru pada menit ke-84 digantikan David Silva ketika City kembali ketinggalan 1-2 berkat gol Mousa Dembele melalui serangan balik.
Peran David Silva sangat membantu permainan City, namun sebarusnya dia diturunkan pada menit-menit awal babak kedua.
Skema permainan model Guardiola ini sangat jelas membutuhkan seorang play maker yang mampu melakukan kreativitas.Â