Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sevilla Vs Manchester United, Yassin Bounou Jadi Bintang

17 Agustus 2020   05:23 Diperbarui: 17 Agustus 2020   12:53 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bruno Fernandes hanya tertunduk menerima kekalahan dari Sevilla (Foto Skysports.com) 

Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer berharap tadinya Liga Eropa kali ini menjadi keberuntungan di semifinal setelah mereka tersingkir di empat besar Piala FA dan Piala Carabao awal musim ini. 

Namun mereka akhirnya tersingkir 1-2 oleh Sevilla dalam laga yang berlangsung di RheinEnergieStadion Koln Jerman, Senin (17/8/20) dini hari WIB.

Dalam laga yang boleh dikatakan seimbang ini, Sevilla menampilkan sepakbola yang lebih terorganisir. 

Berbeda dengan United yang banyak sekali melakukan kesalahan mendasar dalam menyelesaikan peluang-peluang mereka di area penalti lawan.

Jika harus memilih siapa pemain terbaik dalam laga ini, maka saya akan memilih kiper Sevilla, Yassine Bounou. Sosok ini layak jadi bintang malam itu karena berhasil membuat para penyerang bintang United seperti membentur tembok tebal untuk membobol gawang Sevilla.  

Anthony Martial, Rashford dan Greenwood dibuat mati tidak berkutik oleh para defender Sevilla termasuk ketangguhan kiper mereka, Yassine Bounou. Penjaga gawang Timnas Maroko kelahiran Kanada ini bermain sangat gemilang.  

Manchester United pasti sangat menyesali gagalnya serangkaian peluang yang terlewat. Para penyerang mereka bermain terlalu individualis. 

Peluang Marcus Rashford dibabak pertama yang tinggal berhadapan dengan kiper Sevilla, bisa ditebak arah bolanya. Padahal di sisi lain Martial jauh lebih bebas untuk menyelesaikan bola ke gawang.

Demikian pula Greenwood dari sisi kanan sudah berhasil melewati bek lawan dan Greenwood seharusnya melakukan umpan tarik karena di sana sudah menuggu Martial, Rashford dan Pogba. 

Tapi dia malah melakukan tembakan dengan kaki kirinya ke gawang yang berhasil diblok oleh kiper Bounou. 

Sebuah tim dengan banyak bintang harus mengalami risiko seperti itu. Mereka sangat individualis dan ingin menunjukkan kebintangannya. 

Apalagi sosok seperti Rashford dan Greenwood yang masih berusia muda. Mereka seakan ingin memiliki pengakuan sebagai bintang. 

Sevilla sendiri dengan formasi yang diterapkan Julen Lopetegui menggunakan skema 4-3-3. 

Mereka sangat efektif melakukan operan-operan pendek dengan satu sentuhan bola. Para pemain Sevilla juga sangat pandai mengambil ruang kosong. 

Gelandang Ever Benega adalah sosok yang sangat penting di lini tengah Sevilla. Dari dia bola serangan diawali melalui kedua sayap atau terobosan langsung.  

Sebenarnya United membuat awal yang baik ketika Bruno Fernandes pada 9 menit laga berlangsung melakukan konversi dari titik penalti setelah Marcus Rashford dilanggar oleh Diego Carlos. Manchester United unggul 1-0. 

Namun hanya berselang 18 menit, Sevilla menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Mantan pemain sayap Liverpool, Suso menyamakan kedudukan dengan tendangan kaki kirinya menjebol gawang David de Gea. 

Pada babak kedua United memiliki serangkaian peluang untuk kembali memimpin. Mason Greenwood, Anthony Martial, Fernandes dan Rashford hampir saja mencetak gol. 

Tetapi mereka dihadapkan pada pertahanan solid Sevilla dan kiper mereka yang bermain sangat luar biasa. 

Petaka itu datang ketika dalam satu serangan balik dari sayap kanan, Jesus Navas menguasai bola melewati williams dan bola diumpankan ke mulut gawang disambut dengan baik oleh De Jong yang bebas kawalan.  

Sulit dimengerti dengan pertahanan yang sangat buruk dari para defender Manchester United di sana. 

De Jong menemukan ruang antara Lindelof dan Wan-Bissaka yang seharusnya tidak ada. Saat itu Wan Bissaka hanya diam tidak merespon untuk menutup pergerakkan De Jong. 

Gol ini sempat membuat insiden pertengkaran kecil antara Lindelof dan Bruno Fernandes ketika pemain Portugal ini menegurnya. Usai laga Bruno menetralisir insiden tersebut. 

"Kami perlu melihat ke depan dan meningkatkan. Saya pikir itu normal menjadi frustrasi ketika Anda kebobolan gol dalam 10 menit terakhir. Apa yang terjadi antara saya dan Victor Lindelof bukanlah apa-apa." Demikian kata Bruno dilansir UEFA.com (17/8/20).

Waktu hanya tersia sekitar 10 menit lagi dan herannya Solskjaer masih juga belum melakukan pergantian pemain. 

Padahal Brandon Williams dan Wan Bissaka sudah kelihatan letih. Demikian pula Greenwood dan Rashford. 

Hanya tiga menit sebelum laga berakhir, Solskjaer baru memasukkan pemain pengganti seoerti Juan Mata, James, Ighalo dan Fosu Mensah. Hal yang sangat aneh dari keputusan terlambat Solskjaer ini.

Ini sebuah pukulan telak setelah banyaknya peluang untuk United di babak kedua ini. Ujian besar bagi tim Solskjaer saat ini untuk berbenah. 

Tentu saja skuad Setan Merah harus tetap move on dari kekalahan ini. Mereka harus kembali bersiap menghadapi Premier League pada bulan September 2020 ini. 

Selamat untuk Sevilla. Mereka akan menghadapi Inter Milan atau Shakhtar Donetsk di final hari Jumat malam atau Sabtu (22/8/20) dini hari WIB di Cologne untuk memperebutkan trofi Liga Eropa. 

Salam hangat dan sehat selalu @hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun